SuaraJawaTengah.id - Semarangker merupakan komunitas penjelajah tempat-tempat angker asal Kota Semarang yang berdiri pada 13 Maret 2007. Tidak hanya, di Kota Semarang saja, mereka juga menjelajahi tempat angker hingga Amerika.
Komunitas Semarangker sengaja mencari tempat-tempat angker untuk membuktikan anggapan masyarakkat terhadap tempat tersebut mitos atau fakta.
Hingga saat ini, sudah ada ribuan tempat angker yang telah dijamah oleh Komunitas Semarangker.
Ketua Komunitas Semarangker, Pamuji Yuwono mengatakan, ribuan tempat angker telah ia datangi. Hal itu membuat orang awam gigit jari.
Baca Juga:24 Tenaga Klinis Puskesmas di Batang Positif Covid-19
"Kita ingin menguji kebenaran atas mitos yang beredar di dalam masyarakat, termasuk kisah tentang hantu," jelasnya kepada Suara.com, Rabu (21/10/2020).
Jika ia hitung, saat ini sudah ada ribuan lebih tempat yang pernah dikunjungi oleh Komunitas Semarangker.
Untuk menjelajah tempat-tempat angker, Komunitas Semarangker sudah sampai Amerika, Australia, Thailand, Singapure, Jepang, Korea dan Malaysia.
"Jadi Komunitas Semarangker itu tidak hanya menjelajah tempat angker di Kota Semarang saja. Kita ada jelajah Asia bahkan Eropa," ucapnya.
Selama jelajah tempat-tempat angker, menurutnya tak ada tempat yang menyeramkan. Namun ada tempat yang paling berkesan selama jelajah, yaitu di Bukit Gombel di Hotel Garden.
Baca Juga:Kisah Yusuf, Eks Napiter Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha
Menurutnya, saat itu terdapat beberapa fenomena yang tak masuk akal mulai dari dilempari batu, suara orang menangis hingga melihat orang memakai baju putih terbang.
"Ya ada juga seperti asap berwarna putih juga terlihat. Namun bagi saya tak ada tempat yang seram baginya," imbuhnya.
Meski seringkali jelajah tempat angker, sampai saat ini belum ada anggota yang kerasukan. Hal itu karena ia jalani dengan senang dan gembira.
"Namun, ketika jelajah umum memang ada beberapa yang kerasukan. Namun itu bukan anggota kami," ucapnya.
Tak hanya kerasukan, ketika jelajah tempat angker kerapkali ia mendapatkan benda-benda aneh. Benda tersebut akhirnya ia bawa ke basecamp Semarangker yang berada di Lamper Tengah, Semarang Selatan, Kota Semarang.
"Ada ribuan barang, batu yang bisa nyala, keris, jenglot dan macam-macam. Namun kita hanya mengoleksi, kita Hanya menyembah kepada Tuhan," imbuhnya.
Ia menambahkan, tujuan dibuatnya Komunitas Semarangker untuk menjadi komunitas yang bermanfaat bagi siapapun. Selain itu, ia juga ingin agar Komunitas Semarangker menjadi pribadi yang menyenangkan.
"Kami ingin mengajak anggota kami untuk selalu menjalankan apa yang diperintah oleh agama dan menjauhi apa yang dilarang oleh agama," imbuhnya.
Selain jelahah tempat-tempat angker, Komunitas Semarangker juga melakukan baksos untuk warga dhuafa dan anak yatim.
"Kami melakukan pelestarian alam dari penanaman pohon reboisasi baik di perkotaan lereng gunung sampai tanam mangrove di pantai untuk menahan abrasi. Selain itu kita juga melakukan baksos," katanya.
Untuk internal Komunitas Semarangker, ia mengajak untuk menyikapi yang ghaib secara smart ‘n wise atau cerdas dan bijak.
"Karena segala yang ada di semesta ini adalah Ciptaan Tuhan, segala yang terjadi di alam semesta ini juga atas kehendak Tuhan,"ucapnya.
Kontributor : Dafi Yusuf