Dampak Banjir Cilacap, 2.000-an Rumah Terrendam Banjir, 613 Warga Mengungsi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara menjelaskan, akibat banjir tersebut 5.673 orang terdampak.

Chandra Iswinarno
Kamis, 29 Oktober 2020 | 17:30 WIB
Dampak Banjir Cilacap, 2.000-an Rumah Terrendam Banjir, 613 Warga Mengungsi
Warga menggunakan bantuan perahu dari batang pisang menyusuri jalan menuju kediamannya di Desa Kedawung, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Kamis (29/10/2020) sore. [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Cilacap dalam empat hari terakhir, sejak Minggu hingga Rabu (25-28/10/2020) menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.

Dampak paling parah terdapat di Kecamatan Kroya. Di wilayah tersebut, sedikitnya empat desa kebanjiran karena luapan air dari aliran sungai yang tidak mampu menampung debit air.

Empat desa yang terdampak banjir tersebut meliputi Desa Mujur Lor, Mujur, Gentasari dan Kedawung.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara menjelaskan, akibat banjir tersebut 5.673 orang terdampak.

Baca Juga:BMKG: Jawa Tengah Bagian Selatan Masih Berpotensi Hujan Ekstrem

"Rumah yang terdampak ada 2.218. Dari situ ada 613 jiwa mengungsi di tiga titik. MI Muhammadiyah Mujur ada 170 KK. MI Muhammadiyah Gentasari ada 306 jiwa dan Balai Desa Mujur ada 30 KK, serta ada juga yang di SD N 4 Mujur. Sisanya ada yang mengungsi di tempat warga," katanya saat dihubungi pada Kamis (29/10/2020).

Menurut Tri, meluasnya banjir tersebut karena luapan di lima sungai berbeda. Di antaranya Sungai Tipar, Sigaluh, Wates dan lainnya. Selain itu hujan dengan intensitas tinggi setiap hari juga penyebab lain.

Pihaknya saat ini tengah fokus untuk menyiapkan lokasi pengungsian. Karena dampak meluas tentu, protokol kesehatan di massa pandemi menjadi tantangan tersendiri.

"Kita sudah selalu mengingatkan untuk minimal selalu menggunakan masker. Namanya orang lagi susah di pengungsian ya pasti ada saja yang marah ketika diingatkan. Tapi yang penting selalu kita kontrol. Kalau tidur juga selalu kita pantau agar menjaga jarak," jelasnya.

Saat ini sudah ada delapan perahu karet yang dikerahkan dari BPBD, Polres dan Basarnas Kabupaten Cilacap untuk mengevakuasi warga yang rumahnya tidak memungkinkan untuk ditinggali.

Baca Juga:BMKG Imbau Warga di Sumut Waspadai Potensi Banjir dan Longsor

"Saya sudah minta tambahan lagi perahu karet untuk hari ini. Karena melihat kondisi cuaca yang masih juga hujan ada potensi tambahan pengungsi, tapi semoga jangan lah. Itu tidak kita harapkan," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, banjir tersebut juga menggenangi jalan utama penghubung Kabupaten Banyumas dengan Cilacap di Grumbul Pecangakan, Desa Mujur Lor, Kecamatan Kroya sepanjang lebih dari 300 meter an.

Tidak sedikit kendaraan roda dua yang mogok karena terendam banjir dengan ketinggian 50 cm. Tidak sedikit juga yang putar balik untuk menghindari banjir.

Banyak pula warga yang memanfaatkan banjir tersebut untuk mencari ikan lepas di sawah yang terendam banjir.

Untuk memenuhi logistik warga, BPBD Kabupaten Cilacap juga telah membangun dapur umum di tiga lokasi pusat pengungsian.

Bantuan seperti sembako, masker dan selimut pun mulai berdatangan dari berbagai instansi swasta dan pemerintahan.

"Bantuan kita dapat banyak. Semua relawan terjun ke lapangan. Terus kita juga dapat bantuan dari pak bupati. Termasuk pedagang Pasar Kroya juga sudah membantu belum yang lain-lain sifatnya individu," katanya.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini