Tidak Pakai Alat Canggih, di Chile Anjing Bisa Mengendus Virus Corona

Jika di Indonesia pendeteksi Covid-19 menggunakan alat pengukur suhu dan swab test, di Chile Anjing bisa mengendus orang terinfeksi virus corona

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 24 Desember 2020 | 13:30 WIB
Tidak Pakai Alat Canggih, di Chile Anjing Bisa Mengendus Virus Corona
Anjing pelacak dilatih untuk mendeteksi virus corona (COVID-19) di bandara Santiago, Chile, 21 Desember 2020 (REUTERS/IVAN ALVARADO)

SuaraJawaTengah.id - Pendeteksi orang terinveksi Covid-19 di Indonesia biasanya menggunakan alat ukur suhu, atau cek antibody seperti rapid test maupun swab test. 

Namun berbeda yang dilakukan petugas di bandara internasional Santiago Chile. Terdapat tim beranggotakan anjing Golden Retriever dan Labrador yang bertugas yang mengedus penumpang Positif Covid-19. 

Dilansir dari ANTARA, mereka mencium bau virus dan mendapatkan makanan. Anjing-anjing itu memakai jaket "biodetector" berwarna hijau dengan tanda silang merah.

Penumpang di pos pemeriksaan kesehatan bandara menyeka leher dan pergelangan tangan mereka dengan kain kasa yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah kaca dan diberikan kepada anjing untuk diendus, lalu petugas melihat apakah mereka mendeteksi Covid-19 dari kain kasa tersebut.

Baca Juga:Perempuan 90 Tahun Jadi Orang Pertama Swiss Divaksin Corona

Anjing pelacak sebelumnya dikenal bisa dilatih untuk mendeteksi bau obat-obatan dan bahan peledak, tetapi ada juga yang dilatih untuk mendeteksi malaria, kanker, dan penyakit Parkinson.

Anjing yang dilatih untuk mendeteksi virus korona baru sudah mulai mengendus sampel penumpang di bandara Uni Emirat Arab dan Finlandia.

Dikutip dari Reuters, Kamis, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa anjing dapat mengidentifikasi individu yang terinfeksi dengan akurasi 85 persen hingga 100 persen dan mengetahui tidak ada infeksi dengan akurasi 92 persen hingga 99 persen.

Polisi Carabinero Chili telah melatih anjing-anjing itu dan Inspektur Jenderal Esteban Diaz mengatakan anjing memiliki lebih dari 3 juta reseptor penciuman, dari 50 kali lipat lebih banyak dibandingkan reseptor manusia, sehingga punya tempat yang unik untuk membantu melawan virus corona.

Infeksi di Chili jauh turun dari puncaknya pada bulan Juni tetapi mulai meningkat lagi dengan rata-rata sekitar 2.000 kasus baru dilaporkan setiap hari, menurut penghitungan Reuters. Chili memiliki total 589.189 kasus yang dikonfirmasi dan 16.217 kematian akibat penyakit tersebut.

Baca Juga:Kapolri Larang Warga Arak-arakan hingga Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini