Haul Gus Dur, Alissa: Beliau Bukan untuk Dipuja-puji, Malah Senang Dicandai

Gus Dur seseorang yang selalu berada dengan rakyat tertindas, tidak silau oleh kedudukan dan hal hal lain yang sifatnya duniawi.

Siswanto
Kamis, 31 Desember 2020 | 11:39 WIB
Haul Gus Dur, Alissa: Beliau Bukan untuk Dipuja-puji, Malah Senang Dicandai
Alissa Wahid. [Suara.com/Somad]

SuaraJawaTengah.id - Kader muda Nahdlatul Ulama diminta membaca dan meneladani pemikiran Gus Dur.

Ketua Tanfiziah PWNU Nusa Tenggara Barat Masnun Tahir dalam keterangan tertulis mengatakan pemikiran Gus Dur melampaui zamannya.

Dari semua aspek pemikiran Gus Dur bisa digali. Gus Dur disebutnya kamus berjalan, poster terbuka, manusia unik, soliter, dan kosmopolitan. Keseluruhan pemikiran Gus Dur itu mengeluarkan manusia dari kezaliman, kejahilan, dari tak beradab menuju keberadaban.

Masnun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan milenial muda NU, yakni kegiatan yang literatif, pemberdayaan, solutif ditengah keapatisan publik terhadap pemikiran paradigmatif Gus Dur itu sendiri.

Baca Juga:Cerita Khofifah Kenang Kewalian Gus Dur saat Calonkan Diri Jadi Presiden

Inisiator Milenial Bintang Sembilan, Akhdiansyah,  mengatakan Haul Gus Dur harus dimaknai dengan beragam perspektif. Salah satunya adalah memperkaya ruang kreativitas anak muda NU.

"Salah satu wadah ruang kreativitas itu adalah Milenial Bintang 9 ini," katanya.

Ia menyatakan di wadah nonstruktural itu semua elemen yang tergabung bebas mengaktualisasikan diri dengan cara paling kreatif yang mereka miliki. Aktualisasi yang dimaksud masih dengan catatan, kreasi yang dimunculkan bernilai positif dan bermanfaat untuk orang banyak.

Apa yang dilontarkan pria yang akrab disebut Guru To'i ini tidak lepas dari rangkaian kegiatan haul tersebut. Sebelum puncak haul dilaksanakan, Milenial Bintang 9 NTB menyelenggarakan sejumlah lomba. "Lomba tersebut terkait dengan keteladanan yang diwariskan Gus Dur," katanya.

Dari lomba ini, ada sejumlah pemenang yang telah ditetapkan pihak pelaksana. Hadiah dari lomba-lomba yang digelar juga dibagikan di momentum peringatan Haul Gus Dur tersebut.

Baca Juga:Cerita Gus Dur Bubarkan Razia Satpol PP DKI Jakarta

Merawat

Ketua Pelaksana Haul Gus Dur, Alissa Qotrunnada Wahid atau Anita Wahid, secara virtual menyampaikan pelaksanaan Haul Gus Dur oleh Milenial Bintang Sembilan NTB membuat dia merasa tidak sendiri, kesepian dalam upaya terus merawat apa yang diperjuangkan Gus Dur bagi Indonesia.

Bahkan, 11 tahun sejak Gus Dur pulang, sampai hari ini keluarga terus berupaya merawat perjuangan Gus Dur sebab mereka tahu cita-cita Gus Dur belum terwujud sampai saat ini yaitu rakyat makmur sentosa dalam keadilan dan keadaban.

"Kami apresiasi Gusdurian Lombok yang telah menyelenggarakan acara ini. Haul Gus Dur seperti malam ini bukan untuk memuja-muji beliau tetapi mengambil inspirasi dari apa yang telah beliau ajarkan. Beliau bukan untuk dipuja-puji malah beliau lebih senang untuk ditertawakan, dicandai," ujarnya.

Salah satu yang bisa diteladani yaitu bagaimana belajar dari pribadi karakter Gus Dur. Gus Dur seseorang yang selalu berada dengan rakyat tertindas, tidak silau oleh kedudukan dan hal-hal lain yang sifatnya duniawi.

"Tidak ada satu jabatan pun yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah rakyat," ujar Alissa mengenang kata-kata Gus Dur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini