Kampung Paweden, Ini Jejak Kampung Pecinan di Kota Tegal

Kota Tegal, dulunya juga memiliki kampung Pecinan, sebagai wilayah yang mayoritas dihuni oleh warga etnis Tionghoa

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 11 Februari 2021 | 12:59 WIB
Kampung Paweden, Ini Jejak Kampung Pecinan di Kota Tegal
Salah satu tempat pembuatan latopia di Kampung Paweden, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal‎ yang dikelola oleh lima generasi. [Suara.com/F Firdaus]

Ketika itu banyak orang-orang etnis Tionghoa yang meninggalkan Batavia dan lari ke wilayah Jawa bagian timur, termasuk ke sejumlah kota di pesisir pantura mulai dari Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang hingga Lasem Rembang.

Di daerah-daerah yang akhirnya ditinggali hingga turun-temurun itu, mereka membentuk komunitas dan kampung yang kemudian disebut Kampung Pecinan.

‎"Jadi kurang lebih orang-orang Tionghoa sudah berada di Tegal sejak sekitar abad ke 18,"‎ ujar Wijanarto.

Selain membentuk komunitas, para etnis Tionghoa yang menetap di Kota Tegal juga mendirikan kelenteng‎ sebagai sarana untuk beribadah. 

Baca Juga:Momen Penyelamatan Sultan Syarif Kasim II oleh Suku Tionghoa

"Kelenteng ini juga sebagai salah satu pusat komunikasi sesama etnis Tionghoa yang eksodus dari Batavia," ujar Wijanarto.

‎Kelenteng tersebut yakni Kelenteng Tek Hay Kiong yang berlokasi di Jalan Gurame, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Kelenteng tertua di Kota Tegal ini diperkirakan dibangun pada 1760 dan hingga kini masih digunakan untuk beribadah.

Berdasarkan prasasti yang ada di kelenteng, pada awal berdiri, Kelenteng Tek Hay Kiong bernama Jin Jin Bio. Perubahan nama menjadi Tek Hay Kiong terjadi setelah kelenteng direnovasi besar-besaran pada 1837 karena kondisinya rusak.

‎Wijanarto menyebut, Kelenteng Tek Hay Kiong juga menjadi salah satu bukti akulturasi sekaligus asimilasi budaya di Tegal karena keberadaan gamelan di dalamnya.

"Gamelan itu merupakan ‎persembahan untuk menghormati tradisi Jawa. Selain gamelan, di Kelenteng Tek Hay Kiong juga ada sajen khas orang Jawa," ujarnya.

Baca Juga:Aneh, Pasar di Kota Tegal Boleh Buka Tapi Saat Tengah Malam hingga Pagi

Tradisi Jawa juga tercermin dalam tradisi kirab membawa patung dewa-dewa yang ada di Kelenteng Tek Hay Kiong ke pantai sekaligus untuk dilakukan ritual peribadatan. Tradisi ini biasanya digelar setiap perayaan Cap Go Meh.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak