Hias Kampung, Warga Muntilan Kreasikan Mural Wayang Kulit

Mural wayang kulit digambar di tembok sepanjang 43 meter

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 24 Februari 2021 | 16:50 WIB
Hias Kampung, Warga Muntilan Kreasikan Mural Wayang Kulit
Warga Jalan Karangwatu, Kelurahan Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang, menggambar mural wayang kulit di tembok sepanjang 43 meter [Suara.com/Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Warga Jalan Karangwatu, Kelurahan Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang, mengreasikan mural wayang kulit di tembok sepanjang 43 meter. Mural itu menyampaikan pesan anti-hoaks.

Penggagas mural wayang kulit di Karangwatu Magelang, Yulius Iswanto (49 tahun) mengatakan, lakon wayang yang digambar dalam mural adalah “Wisanggeni Lahir”. Lakon ini menceritakan proses kelahiran Wisanggeni yang diwarnai hasutan dan intrik.  

“Pesan filosofinya biar tidak mudah terhasut dengan kabar-kabar yang belum tentu benar. Hoaks. Itu yang menyebarkan hoaks Betari Durga,” kata Yulius Iswanto, saat menjelaskan mural wayang kulit di Desa Pucungrejo, Magelang, Rabu (24/2/2021). 

Menurut Yulius Iswanto, maksud mengreasikan mural adalah mengenalkan tradisi wayang kulit kepada generasi muda. “Saya punya misi tersendiri untuk bagaimana nanti generasi lanjut itu demen dan kenal wayang,” ujar Yulius.

Baca Juga:Mantul! Ada Mie Ayam Berbumbu Rendang di Magelang

Sekitar setahun lalu, Pemerintah Kelurahan Pucungrejo mengusulkan membuat mural untuk menghias tembok-tembok yang kosong. Saat itu belum diputuskan tema mural yang akan menghiasi tembok-tembok kosong.  

“Saya punya angan-angan seandainya nanti mau mewujudkan mural dinding itu, saya bikin dengan tema wayang. Sekitar dua minggu lalu saya terbersit niat untuk mengawali sketsa wayang ini.” 

Iswanto kemudian berembuk dengan warga sekitar Jalan Karangwatu. Warga mengajukan proposal dana pegadaan cat ke Kelurahan Pucungrejo. 

“Tenaga (dari) warga. Ini sukarela. Ini sudah sekitar dua minggu jalan. Dikerjakan pagi-siang-malam. Pokoknya mereka juga (sudah) pada ketularan kalau sedang mood,” ujar Iswanto.
Seluruh sket mural digambar oleh Iswanto. Pengecatan detil wayang dilakukan oleh warga secara sukarela. 

Rangkaian kisah “Wisanggeni Lahir” dibagi dalam beberapa babakan gambar. Dimulai dari babakan bertemunya Betara Guru, Betara Narada, dan Betara Bromo di Kayangan yang merencanakan membunuh Wisanggeni. 

Baca Juga:Heboh! Andin dan Al Balikan, Emak-emak Magelang Gelar Syukuran Ikatan Cinta

Betara Guru atas hasutan istrinya Dewi Uma, meminta Betari Dresanala membunuh anaknya Wisanggeni yang masih dalam kandungan. Dewi Uma menganggap Wisanggeni sebagai buah perkawinan Arjuna dan Betari Dresanala akan dilahirkan sebagai anak sukerto yang layak dimakan Betara Kala.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini