"Jam 4 pagi sebelum subuh saya bangun masak, terus jam 7 saya berangkat kerja," ujarnya.
Meski pekerjaan tambal ban terasa berat, dia tetap bersyukur anaknya tak malu mempunyai ibu seorang tambal ban. Anaknya yang saat ini sedang kuliah justru serring membantunya.
Bahkan, tak jarang juga dia mengajak temannya untuk main ke tempat tambal ban milik orang tuanya itu. Anak demsata wayangnya itu adalah harapan satu-satunya bagi Sri dan suaminya.
"Anak saya tak pernah malu, teman-temannya justru sering diajak kesini," tutupnya.
Baca Juga:PSIS Jadikan Piala Menpora 2021 Ajang Pemanasan Jelang Liga 1
Kontributor : Dafi Yusuf