SuaraJawaTengah.id - Jagad media sosial Twitter tengah ramai dengan unggahan tangkapan layar akun @tvindonesiawkwk yang berisi berita mengenai warga yang menggeruduk kadesnya karena lampu padam jelang sinetron Ikatan Cinta.
Unggahan tersebut mendapatkan respon beragam dari warganet. Ada 4.042 warganet yang me retweet dan 15. 400 menyukai. Selain itu ada 466 warganet yang mengomentari.
"Hahaha, ya ampun kasian kadesnya perkara ikatan cinta emang agak ribet ya," tulis pemilik akun @arzaaseac.
Lain halnya dengan pemilik akun @arrizkigunawan, ia membandingkan ibunya yang tidak suka menonton sinetron ikatan cinta.
Baca Juga:Polisi Tangkap Eks Kades di Sumut Terkait Korupsi Dana Desa
"Ibu gua doang yang ga suka nonton sinetron ikatan cinta. Dari pagi ketemu pagi lagi channelnya tetep indosiar," responnya.
Sinetron yang dibintangi oleh Amanda Manopo dan Arya Saloka ini memang tengah digandrungi banyak warga. Sebagian besar ibu rumah tangga.
Menanggapi hal tersebut, Kapela Desa Pandak, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Abbas meluruskan informasi yang beredar tersebut. Dirinya menyangkal jika berita yang tersebar isinya sampai menggeruduk.
"Tidak benar itu sampai menggeruduk. Yang betul, warga hanya menanyakan perihal mati lampu lewat whatsapp. Berita yang beredar salah," katanya saat dihubungi, Minggub(14/3/2021).
Namun dirinya membenarkan jika warga yang menanyakan lewat whatsapp merupakan pecinta sinetron Ikatan Cinta. Kejadiannya beberapa hari lalu.
Baca Juga:Sinopsis Ikatan Cinta 12 Maret 2021: Al Tutupi Jati Diri Reyna
"Kejadiannya itu kalau tidak salah tiga hari lalu. Betul memang ada warga yang menanyakan perihal mati lampu karena takut ketinggalan sinetron Ikatan Cinta," jelasnya.
Namun setelah berita ini viral di media sosial, banyak warga yang protes ke dirinya. Karena warga menilai Abbas lebay sampai menyebarkan informasi tersebut kepada wartawan.
"Saya malah jadi tidak enak ini sama warga saya sendiri. Karena banyak yang protes jadinya. Saya dianggap lebay perihal sepele ini jadi buat geger media sosial," pungkasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah