Dengan adanya pandemi ini, masyarakat setempat juga turut mendoakan agar pageblug cepat berakhir. Karena mengganggu seluruh masyarakat dalam beraktivitas.
Prosesi unggahan sendiri memiliki makna penting bagi masyarakat keturunan trah anak putu Banakeling. Oleh sebab itu, prosesi harus tetap berjalan meski dengan pembatasan yang ketat.
"Makna unggah-unggahan sendiri, kalau disini menghadapi bulan puasa. Jadi harus dibersihkan serta ziarah makam. Menjalankan ibadah puasa kan harus bersih," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen, Karso menjelaskan ini merupakan tahun kedua diadakannya prosesi Perlon Unggahan dalam situasi pandemi. Namun pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu.
Baca Juga:Mudik Lebaran Dilarang, Polisi Jaga Ketat Jalur-jalur Tikus di Brebes
"Ini dilihat dari jumlah peserta atau dalam hal ini tamu yang berkunjung dari daerah Cilacap. Kalau dulu tidak ada sama sekali tamu, sekarang ada peningkatan sekitar 60-70 orang," jelasnya.
Untuk peserta lokal sendiri, dalam hal ini masyarakat Desa Pekuncen, menurutnya juga terdapat peningkatan. Karena status Desa Pekuncen saat ini dalam zona hijau.
"Sehingga kali ini, untuk peserta lebih banyak. Tentu saja kami tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan menerjunkan Satgas Covid-19 yang berlaku sejak kemarin sampai acara selesai," tuturnya.
Ia mengimbau, warga trah anak putu Banakeling, terutama dari luar kota seperti Jakarta untuk tidak usah mudik terlebih dahulu. Karena menurutnya, saat ini masih dalam situasi Pandemi Covid-19.
Kontributor : Anang Firmansyah
Baca Juga:Timun Suri dan Blewah Ciri Khas Ramadan, Berikut Khasiatnya