Sehingga tidak semua masyarakat di Kabupaten Pati, akan nikmatnya hidangan berbuka puasa satu ini.
“Setahu saya, botok masin tidak ada yang jual. Dan hanya dapat dijumpai di sini. Iya, menu khas saat puasa. Seminggu sekali, kami buat botok masin untuk berbuka. Khususnya saat awal puasa,” ujar Sulistiyasih warga Dukuh Prapeyan RT 02/RW 03, Selasa (27/4/2021).
Ia mengetahui resep botok masin dari leluhurnya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Jadi wajar, jika makanan yang biasa dijadikan lauk ini, tidak ditemui di daerah lain.
“Warisan dari mbah-mbah saya. Momen menyantap botok masin saat ramadan selalu menjadi obat rindu kebersamaan waktu saya kecil dulu,” ungkapnya.
Baca Juga:Anti Mainstream, Pria ini Buat Kaligrafi dari Limbah Bambu dan Kayu
Laili Nafisah Dewi mengatakan, jika botok masin memiliki rasa yang cukup unik. Meski terbuat dari masin, diungkapkannya jika kuliner ini tidak berbau dan malahan berbau harum.
“Sangat suka, rasanya enak ada pedas, asin, manis, dan asam. Saya selalu menunggu bulan puasa agar bisa menikmati botok masin,” tutur gadis berusia 13 tahun itu.
Ihwal yang sama juga diutarakan, Zaki. Di usianya yang ke tujuh tahun, ia mengaku baru pertama kali menyantap botok masin.
“Bikin nafsu makan bertambah, saya dua kali nambah nasi tadi. Suka sekali,” jelasnya.
Kontributor : Fadil AM
Baca Juga:Muslim Myanmar Jalani Bulan Ramadhan dalam Bayang-bayang Ketakutan
