SuaraJawaTengah.id - Unggahan video ambruknya warung kopi lantaran tak mampu menampung banyaknya pengunjung di bulan suci Ramadhan, menggemparkan platform media sosial (Medsos).
Lantaran video berdurasi 30 detik itu memampangkan warung yang amblas masuk ke dalam kali berwarna hitam dan berbau anyir.
Sontak pemuda-pemuda yang diduga pengunjung itu ikut terperosok dan dipenuhi lumpur.
Dalam upload-an akun @ Adib Heru Yustian ber-caption, “Kronologi terlalu banyak yang masuk di warung, kayunya ga bisa menahan dan terjadilah ambrol kayu ne ora kuat (kayunya enggak kuat), kebetulan air got butek hitam (air comberan berwarna hitam pekat).”
Baca Juga:Serdik Sespimti Gelar Baksos Berbagi Sembako Bulan Ramadhan 2021 di Solo
Lanjut akun tersebut, “Lokasi: warung depan indomaret, timur SMK bhina tunas bhakti Desa Kebon Sawahan, Juwana, Pati,”di grup Komunitas Anak Asli Pati (KAAP).
Video yang diketahui diunggah pada 12 jam lalu itu pun, kebanjiran ribuan komentar ngakak dari warga net.
Seperti yang ditulis akun @Dita menyun, “Akibat kakean poso mbedug (akibat keseringan puasa setengah hari).
“Azab mangan ora towo towo (Azab makan gak berbagi),” sambung @Noor Shahrazad, Double kick kui arane....seger lek mangan...seger pula aroma got. (segar makananannya, segar pula aroma gotnya).”
Dan seribu nyinyiran netizen lainnya yang terus membludak di kolom komentar postingan tersebut.
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Cianjur Jumat 30 April 2021
Usut punya usut, kejadian tersebut memang terjadi di warung depan STM BTB Desa Kebonsawahan, Kecamatan Juwana, Pati.
Pemilik warung kopi, Dewi saat dikonfirmasi mengatakan, peristiwa nahas tersebut terjadi pada jam 10.00 WIB, Kamis (29/4/2021) kemarin.
“Awalnya ada enam orang yang ngopi di warung saya, mereka anak sekolah, SMK kayaknya,” ujarnya, Jumat (30/4/2021).
Tak berapa lama, enam orang tersebut memanggil teman-temannya melalui sambungan telepon seluler.
“Habis telepon, datang enam orang temannya ke sini,” jelas perempuan berusia 35 tahun itu.
Setelah belasan pemuda itu hendak membayar, terang Dewi, mendadak temannya datang menyusul.
Acara ngopi-ngopi pun berlanjut hingga di dalam warung yang berada di atas kali itu pun dipenuhi pengunjung hingga berjumlah total 20-an orang.
“Iya mereka semua ada di dalam warung. Mungkin karena gak kuat ya makanya warung ambrol,” keluhnya.
Disebutkan Dewi, warungnya terbuat dari kayu jati dan bambu. Posisinya sendiri, tepat berada di atas kali dan di pinggir jalan raya.
“Padahal baru 1 tahun ini buka warung untuk makan. Malah ambrol gini,” keluhnya.
Kontributor : Fadil AM