“Alasan di tempat terbuka itu karena asik. Kita fresh. Anak-anak kami edukasi dimana tidak ada sekat. Tidak ada batasan ruang. Tidak lagi belajar di kotak yang namanya ruangan atau kelas,” kata Budi.
Pada pembelajaran perdana, Jumat (30/4/2021), para relawan menyisipkan pelajaran mengaji dan tausiah. “Kami ngajari anak-anak bagaimana bisa berbagi. Bahwa segala sesuatu itu ada berkat pertolongan Tuhan.”
Sekolah Alam Sandal Jepitan Bareng didukung oleh para orang tua. Mereka bergotong royong membuat meja dan kursi dari kayu serta bambu yang didapat secara swadaya.
Budi sedang merencanakan sekolah serupa dapat digelar di tempat-tempat lainnya. “Sekarang ilmu yang masuk ke anak itu minim sekali (akibat sekolah online). Karena tidak ada pendampingan. Padahal di dunia ini tidak hanya yang terbaik yang dibutuhkan, kepedulian juga dibutuhkan,” pungkas Budi.
Baca Juga:Peninggalan Masjid Kuno di Magelang, Tempat Kumpul Kiai saat Ramadhan
Kontributor : Angga Haksoro Ardi