SuaraJawaTengah.id - Langkah Ganjar Pranowo untuk lebih dekat dengan rakyatnya disebut-sebut sebagai upaya bisa nyapres di 2024. PDI Perjuangan pun bersikap sinis dengan orang nomor 1 di Jawa Tengah itu.
Pegiat media Sosial Denny Siregar pun menyebut kemarahan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto sangat lah tidak masuk akal. Ia menyebut Ganjar Pranowo muncul di media sosial karena menjadi Gubernur milenial.
Di media sosial, Denny Siregar mengatakan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah harusnya sadar apa yang dilakukan Ganjar Pranowo karena mengikuti zaman.
"Ini alasan yg lucu banget.. Pak Ganjar dimarahin, dibilang kelewatan krn sering muncul di medsos dan jadi host di youtube. Lha bukannya itu tandanya beliau Gubernur milenial, paham dunia digital ? Pak Bambang, bangun pak... Ini era teknologi," tulis Denny Siregar.
Baca Juga:Teratas Survei Pilpres 2024, Posisi Prabowo Ditempel Ketat Anies dan Ganjar
Sebelumnya diberitakan, DPD PDI Perjuangan Jateng menyatakan berseberangan dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo perihal elektabilitas Ganjar yang melejit jadi Capres 2024.
DPD PDI Perjuangan Jateng dengan terang-terangan menyebut Ganjar Pranowo terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Buntut perbedaan pendapat itu, Ganjar sebagai Kepala Daerah Jateng tak diundang dalam kegiatan Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya yang dihadiri Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Panti Marhaen Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021) kemarin.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto mengatakan, semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali gubernur.
“Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter,” kata Bambang Wuryanto, Sabtu (22/5/2021).
Baca Juga:Ganjar Tak Diundang Pengarahan Puan, Pengamat: Karir Politiknya Berakhir
Menurutnya, DPD PDI Perjuangan sebenarnya sudah memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik.
Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umun Megawati Soekarnoputri. Di sisi lain itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di medsos dan media. Bahkan Ganjar sampai rela menjadi host di youtubenya.
Padahal hal serupa tak dilakukan oleh kader PDI Perjuangan lain yang juga berpotensi untuk nyapres. Menurutnya, kader PDI Perjuangan lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah Ketua Umum.
“Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos. Saya dibully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,” katanya.
Pria yang akbrab disapa Bambang Pacul ini sekali lagi mengingatkan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran Pilpres yang sesungguhnya.
Elektabilitas saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan medsos. Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.
Hal ini ia sampaikan bukan sebagai teguran bagi Ganjar yang juga kader PDI Perjuangan.
“Ini bukan teguran, karena ia merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDI Perjuangan Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri),” katanya.
Saat ditanyakan apakah Ganjar sudah menyatakan terang-terangan akan nyapres?
“Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana,” tandasnya.