Duh! Sempat Jadi Klaster, 47 ODGJ di Kota Semarang Terpapar Covid-19

ODGJ di Kota Semarang sempat menjadi klaster penularan virus Corona, pasien hingga perawat perpapar Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 01 Juli 2021 | 12:21 WIB
Duh! Sempat Jadi Klaster, 47 ODGJ di Kota Semarang Terpapar Covid-19
Ilustrasi ODGJ di Kota Semarang sempat menjadi klaster penularan virus Corona, pasien hingga perawat perpapar Covid-19. (Elements Envato)

SuaraJawaTengah.id - Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) juga rawan terpapar Covid-19. Sedikitnya 47 ODGJ yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah RSJD Amino Gondohutomo Kota Semarang terkonfirmasi virus corona.

Dilansir dari Jatengnews.id, Direktur Utama RSJD Amino Gondohutomo, Alek Jusran mengatakan, puluhan orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ itu berasal dari Kota Semarang dan daerah-daerah di sekitarnya. 

“Saat ini ada 47 pasien jiwa yang dirawat (terpapar COVID-19),” katanya di Semarang Kamis (1/7/2021).

Alek juga mengatakan, jumlah pasien ODGJ yang terpapar corona di rumah sakitnya sempat melonjak hingga membentuk sebuah klaster pada Bulan Juni 2021.

Baca Juga:Pria Diduga ODGJ Teriak-teriak 'Bangunkan Orang' di Kuburan, Publik: Bangun Beneran Repot

“Memang ada lonjakan di Bulan Juni karena memang ada klaster internal. Ada pasien baru mondok tes rapid negatif setelah dirawat sudah berinteraksi dengan sebangsalnya dan melebar ke bangsal lain,” jelas Alek.

“Ternyata PCR positif. Setelah di tracing sudah menulari yang lain satu bangsal, perawat, psikiater. Kalau perawat dan psikiater nya sudah sembuh. Ada total 55 orang itu,” imbuhnya.

Dia pun menampik adanya anggapan bahwa orang dengan gangguan jiwa tidak bisa tertular virus corona. Alex menegaskan, ODGJ sekalipun memiliki kerentanan yang sama seperti masyarakat lainnya.

“Jadi inilah bukti bahwa ODGJ atau orang sakit jiwa bisa punya kemungkinan terkena Covid-19. Mereka justru lebih mudah kena, karena fisiknya tidak terlalu baik, daya tahan tubuhnya kurang, dan mereka tidak memakai masker,” tegas dia.

Menurut dia, penanganan ODGJ pun cenderung lebih sulit. Sebab mereka cenderung sulit diatur dan tidak kooperatif.

Baca Juga:Gangguan Jiwa, Pria di Bukittinggi Nyaris Bakar Ruko Milik Sendiri

“Ya kalau ODGJ itu kurang kooperatif ya, sulit diminta pakai masker. Orang biasa saja ada yang masih ndableg (ngeyel) jadi memang sulit,” kata Alek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak