Harga Anjlog, TV Analog di Kota Semarang Hanya Dijual Rp 200 Ribu

TV Analog sepertinya mulai ditinggalkan masyarakat, di Kota Semarang perangkat itu hanya dijual Rp 200 ribu

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 13:16 WIB
Harga Anjlog, TV Analog di Kota Semarang Hanya Dijual Rp 200 Ribu
Salah satu penjual TV analog di Pasar Krokosono Kota Semarang (suara.com/Dafi Yusuf)

SuaraJawaTengah.id - Keberadaan TV digital membuat TV analog semakin terpuruk. Hal itu membuat TV analog dijual murah. Hanya dengan uang Rp 200 ribu, di Pasar Krokosono, warga Kota Semarang sudah bisa memilik TV analog ukuran 14 inch.

Penjual TV tabung asal Semarang, Riyadi mengatakan, harga TV analog dijual murah karena adanya TV digital. Hal itu juga dipengaruhi kebijakan pemerintah yang secara bertahap hingga November 2022 nanti TV analog digantikan sepenuhnya oleh siaran TV digital.

"Ini karena dampak dari digitalisasi, TV LED itu," jelasnya saat ditemui di tokonya Blok 1 Pasar Krokosono, Kota Semarang, Sabtu (20/8/2021).

Menurutnya, faktor utama yang mempengaruhi penjualan TV tabung merosot adalah digitalisasi. Untuk itu, dia menjual TV tabung miliknya itu dengan harga yang cukupp murah.

Baca Juga:Sosialisasi Masif Akan Bantu Percepat Migrasi ke Siaran TV Digital

"Untuk yang paling murah itu Rp 200 ribu hingga Rp 260 ribu untuk ukuran 14 inch," ujarnya.

Migrasi ke tv digital akan dimulai pada Agustus 2021. Foto: Petugas membersihkan TV di Elektronik City, SCBD, Jakarta, Selasa (3/11/2020). [Antara/Rivan Awal Lingga]
Migrasi ke tv digital akan dimulai pada Agustus 2021. Foto: Petugas membersihkan TV di Elektronik City, SCBD, Jakarta, Selasa (3/11/2020). [Antara/Rivan Awal Lingga]

Meski menjual TV tabung dengan ukuran yang lain, menurutnya TV dengan ukuran 14 inch adalah jenis yang paling laris. Kebanyakan yang membeli TV ukuran tersebut adalah anak kost atau orang merantau yang ngontrak rumah.

"Orang kost memang cari TV yang murah-murah karena hemat ruangan," katanya.

Hal lain yang menyebabkan TV tabung berangsur-angsuur ditinggalkan karena kebijakan pemerintah yang akan mengupgrade TV ke digital. Meski demikian, dia tetap bertahan menjual TV tabung dengan beberapa alasan.

"Saya tetap bertahan karena terbentur modal," keluhnya.

Baca Juga:Siaran TV Digital Diharapkan Jangkau Semua Daerah, Agar Tidak Timpang

Meski sudah mulai redup, TV tabung yang dia jual itu masih banyak yang memborong. Penjual dari beberapa daerah seperti Purwodadi dan Jepara juga masih banyak yang membeli TV tabung di tempatnya.

Ilustrasi televisi. (Shutterstock)
Ilustrasi televisi. (Shutterstock)

"Biasanya mereka memborong bisa sampai 3 sampai 5 TV," ucapnya.

Salah satu pembeli, Budi Susanto mengatakan, sengaja mencari TV analog untuk koleksi. Dia memilih Pasar Krokosono karena harganya cukup miring dibandingkan dengan toko-toko yang lain.

"Saya biasanya memang sudah belanja di sini, selain untuk koleksi biasanya juga saya jual," katanya.

Meski sudah ada TV digital, dia lebih memilih TV analog karena perawatannya mudah. Selain itu, onderdilnya juga cukup mudah dicari jika ada yang rusak. Tak jarang juga, TV analog yang dia belu ditawar oleh orang.

"Biasanya juga ada yang menawar, mungkin karena lebih murah ya," ujarnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini