PPKM Dilonggarkan, WHO Soroti Peningkatan Mobilitas Masyarakat di Jawa-Bali

WHO menyoroti peningkatan mobilitas masyarakat di Jawa-Bali, hal itu tejadi setalah dilakukannya pelonggaran PPKM oleh pemerintah

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 September 2021 | 10:01 WIB
PPKM Dilonggarkan, WHO Soroti Peningkatan Mobilitas Masyarakat di Jawa-Bali
Ilustrasi Sejumlah calon penumpang berjalan menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/9/2021). WHO menyoroti peningkatan mobilitas masyarakat di Jawa-Bali, hal itu tejadi setalah dilakukannya pelonggaran PPKM oleh pemerintah. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyoroti peningkatan mobilitas warga di Jawa-Bali. Hal itu terjadi usai pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel. 

Menyadur dari Solopos.com, WHO menyebutkan sejak 18 Agustus mobilitas masyarakat meningkat setelah pemerintah Indonesia melonggarkan PPKM pada 26 Juli 2021. Kenaikan ini terjadi terutama pada stasiun transit, area ritel, dan tempat rekreasi di Jawa dan Bali.

Terkait dengan data WHO itu, pemerintah dengan tegas meminta masyarakat agar tidak lengah dan selalu taat protokol kesehatan, terutama memakai masker.

“Pemerintah menegaskan, walaupun penanganan COVID-19 di Indonesia mengarah pada tren dan kondisi yang baik, masyarakat jangan lengah. Mari kita jaga bersama arus mobilitas seefisien mungkin diiringi penerapan protokol kesehatan yang ketat selama bepergian, khususnya memakai masker,” terang Menkominfo Johnny G Plate pada Senin (20/9/2021).

Baca Juga:Dua Kecamatan di Kutim Gelar PTM, Guru Belum Vaksin Dilarang Mengajar

Johnny mengatakan dalam laporan WHO, beberapa sektor dinilai telah mengalami peningkatan mobilitas di Jawa-Bali. Di antaranya, sektor ritel dan rekreasi terutama pada wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

Di empat provinsi tersebut, bahkan tingkat mobilitas menyamai kondisi seperti sebelum pandemi.

WHO menilai Indonesia memerlukan rencana jelas dan konkret guna mengantisipasi serta mengurangi potensi dampak dari peningkatan mobilitas masyarakat. Hal ini juga harus diikuti dengan strategi penguatan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan tingkat subnasional.

“Jangan sampai kembali terjadi lonjakan kasus di negara kita dikarenakan peningkatan mobilitas masyarakat ini. Untuk itu, pemerintah memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah dalam memantau pelaksanaan PPKM di setiap wilayah,” ujarnya.

“Kita juga bisa melihat pada pengalaman negara tetangga, yang kembali mengalami lonjakan kasus ketika pelonggaran diberikan dan masyarakat menjadi lengah. Saya sarankan bila harus mengunjungi ruang publik, pilihlah tempat yang sudah menggunakan PeduliLindungi sebagai alat skrining akses masuk. Selain itu, jangan lupa tetap pakai masker dan segera vaksinasi,” tandas Johnny.

Baca Juga:Gara-gara Pandemi, Tukang Ojek Ini Terpaksa Jual Motor hingga Kulkas Buat Hidupi Keluarga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini