Kisah Penumpasan PKI di Tegal: Mayat-mayat Hanyut di Sungai Ketiwon

PKI menjadi cerita kelam bangsa Indonesia, orang yang diduga ikut berpartisipasi diasingkan hingga dieksekusi mati, termasuk di Tegal, Jawa Tengah

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 30 September 2021 | 10:00 WIB
Kisah Penumpasan PKI di Tegal: Mayat-mayat Hanyut di Sungai Ketiwon
Ilustrasi kuburan para korban atau pengikurt Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah. [Suara.com/Iqbal]

"Bangunan itu dulunya bekas Bank Summa. Itu saksi mata mengatakan, sebelum jadi bank, markasnya PKI di situ‎," katanya.

‎Wijanarto mengatakan, keberadaan kaum kiri di Tegal juga bisa ditarik ke masa sebelum kemerdekaan, tepatnya pada 1926. Pada tahun itu, terdapat sekitar 3.000 orang di Tegal yang menjadi anggota Sarekat Rakyat dan PKI. 

‎"Buktinya, pada masa itu ada pemberontakan kaum kiri terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Kaum kiri itu berasal buruh di pelabuhan, pabrik gula, percetakan, listrik dan kereta api. Kemudian ada Peristiwa Tiga Daerah, itu juga ada keterlibatan orang-orang kiri," jelasnya.

Wijanarto mengungkapkan, salah satu tokoh pergerakan kaum kiri di Tegal yakni Mohammad Nuh. Tokoh ini aktif di PKI serta ikut dalam pergerakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926 dan Peristiwa Tiga Daerah pada 1945 yang meletus di Tegal, Brebes dan Pemalang.

Baca Juga:Cerita PKI Menangi Pemilu 1955 Hingga Kuasai DPRD Yogyakarta Selama Satu Dasawarsa

"Mohammad Nuh juga menjadi korban pembersihan orang-orang PKI di berbagai daerah pada ‎tahun 1965 karena dituding terlibat PKI. Padahal setelah tahun 1945, dia sudah mundur dari aktivitas politik dan membuka toko kacamata. Dia ikut dibunuh karena orang mengira dia terlibat G30S 1965," ujarnya. 

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak