Karena pandemi, membuatnya berfikir kreatif untuk menjual produk tanamannya melalui online. Selain itu, dia juga mengaku sudah memiliki pelanggan untuk mengambil tanaman ketika panen.
"Untuk panen sayuran selada, membutuhkan waktu 6 minggu," katanya.
Beberapa tanaman yang sudah berhasil dibudidayakan seperti cabe, terong, tomat, dan kangkung. Saat ini, luas lahan hidroponik miliknya sekitar 2000 meter persegi.
"Saya ingin berbagi pengalaman tentang pertanian," imbuhnya.
Baca Juga:Kisah Pak Bhabin di Semarang, Rela Jemput hingga Gendong Lansia untuk Ikuti Vaksinasi
Salah satu pengunjung, Adi Mungkas mengaku tertarik dengan tanaman hidroponik yang dutanam oleh Khafid. Selain membeli sayuran, dia juga sekaligus ingin belajar soal bisnis hidroponik dengan Khafidz.
"Mau sekalian belajar, barangkali bisa ditiru," ujarnya.
Awalnya, setiba di tempat Khafidz dia tak menyangka jika yang menjual adalah anak muda. Saat ini, masih jarang anak muda yang mau serius bisnis di tanaman.
"Awalnya, saya mengira sudah tua ternyata masih muda sekali," paparnya.
Jika dia lihat, tanaman hidroponik yang ditanam Khafidz mempunyai kualitas yang baik. Sayurannya terlihat segar-segar. Hal itulah yang ingin dia pelajari agar bisa membuat bisnis yang serupa di tempatnya.
Baca Juga:Aksi 212 Dilarang, Ini Kisah Peserta Jauh-jauh dari Semarang Demi Bisa Berdoa di Jakarta
"Rumah saya di Kendal, ya suhunya hampir mirip di sini," imbuhnya.