Viral! Muncul Petisi Hentikan Pertambangan Desa Wadas, Sudah Ditandatangani 24 Ribu Orang

Buntut dari rencana pertambangan di Desa Wadas. Koalisi Gempadewa membuat petisi untuk meminta dukungan kepada masyarakat agar pemerintah menghentikan rencana tersebut

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 09 Februari 2022 | 07:59 WIB
Viral! Muncul Petisi Hentikan Pertambangan Desa Wadas, Sudah Ditandatangani 24 Ribu Orang
Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo mengadu diintimidasi. Terkait rencana penambangan batu andesit untuk material Bendungan Bener. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Buntut dari pengukuran tanah di Desa Wadas, Kecamatan Benner, Kabupaten Purworejo yang berujung ricuh mematik perhatian publik di media sosial. 

Seperti diketahui pada hari Selasa (08/02/2022). Petugas proyek mulai melakukan pengukuran tanah di Desa Wadas. Pengukuran tanah tersebut guna memuluskan rencana penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo. 

Namun, terjadi peristiwa mencengkam antara aparat kepolisian dengan warga setempat. Warga yang menolak rencana penambangan di desanya, berusaha menghalangi petugas proyek melakukan pengukuran. 

Mirisnya, aparat polisi yang mengamankan warga kontra tersebut dengan cara kekerasan. Di media sosial sendiri sudah banyak beredar anggota polisi memukul hingga menangkap paksa warga yang kontra dengan rencana penambangan di Desa Wadas. 

Baca Juga:Kembali Bertambah, YLBHI Sebut 40 Orang Warga Desa Wadas Ditangkap Polisi

Kekinian, muncul sebuah petisi di media sosial yang berisikan aspirasi masyarakat. Petisi tersebut meminta pemerintah untuk menghentikan rencana penambangan di Desa Wadas. 

Terpantau dari akun instagram dan situs  change.org, petisi itu dibuat oleh koalisi Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA). 

Petisi yang telah ditanda tangani sebanyak 24.360 orang ini sebagai bentuk protes. Karena warga Wadas khususnya koalisi Gempadewa tak ingin bentangan alam Desa Wadas dirusak. Terlebih sebagian besar warga Wadas berprofesi sebagai petani. 

"Sebagian besar wilayah desa kami akan dikeruk habis dan akan dijadikan lokasi tambang batuan andesit untuk memasok material Bendungan Bener. 28 titik sumber mata air kami akan rusak. Kami akan kehilangan mata pencaharian. Lahan pertanian kami akan rusak," bunyi keterangan tertulis dalam kata pengantar petisi tersebut. 

Selain itu, koalisi Gempadewa juga turut menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan acuh dengan aspirasi warga yang menolak rencana penambangan tersebut. 

Baca Juga:Pengukuran Tanah Berjalan Lancar, Warga Wadas Justru Apresiasi BPN dan Tim Pendampingan

"Waktu kami menolak rencana sosialisasi pematokan tanah kami, aparat malah narik, mukul, menendang, menginjak, dan menjambak kami. Kalian bisa lihat di banyak video yang viral. Bahkan dalam memperjuangakan hak kami, justru kami yang berjuang untuk Alam Desa Wadas mendapat stigma sebagai provokator, ditunggangi anarko, tidak paham permasalahan, dan seterusnya,"  

"Kami juga nggak dilibatkan dalam penyusunan AMDAL. Kami menduga, ada manipulasi dokumen untuk memenuhi formalitas belaka namun sangat miskin akan subtansinya," jelasnya. 

Melalui petisi ini, koalisi Gempadewa berharap meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk mendesak Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Purworejo untuk menghentikan rencana pertambangan Batuan Andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas.  

Mereka juga juga meminta kepada seluruh pemangku kebijakan agar menghentikan bentuk intimidasi, kekerasan, dan stigmatisasi terhadap perjuangan warga Wadas dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan ruang hidupnya.  

"Tolong, biarkan kami hidup aman dan damai seperti sedia kala. Jangan hancurkan tanah nenek moyang kami. Kami sudah bahagia dengan kondisi Kami saat ini," tandas koalisi Gempadewa.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak