Warga Wadas Harapkan Tokoh NU Turun Damaikan Konflik

Atas rencana penambangan batu andesit, masyarakat Desa Wadas terbelah dua.

Galih Priatmojo
Selasa, 15 Februari 2022 | 17:39 WIB
Warga Wadas Harapkan Tokoh NU Turun Damaikan Konflik
Suasana di Masjid Nurul Huda, Dusun Krajan dan pelataran rumah warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Sabtu (12/2/2022). [Suara.com/Angga Haksoro]

SuaraJawaTengah.id - Sejumlah warga di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berharap para tokoh Nahdlatul Ulama turun untuk mendamaikan warga yang terbelah dan menjurus konflik sosial antara pihak pro dan kontra penambangan batu andesit.

Warga Dusun Kali Gendol, Desa Wadas, Wagimin, di Purworejo, Selasa, mengatakan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Wadas mengalami kerusakan dengan adanya pro dan kontra rencana penambangan batu andesit digunakan sebagai bahan fondasi Bendungan Bener.

Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo saat ini menjadi sorotan nasional. Dalam peristiwa pengukuran lahan untuk lokasi penambangan batu andesit pada Selasa (8/2) polisi mengamankan 64 orang guna mencegah konflik horizontal antara warga pro dan kontra. Sehari kemudian mereka dilepaskan.

Atas rencana penambangan batu andesit, masyarakat Desa Wadas terbelah dua. Satu pihak setuju penambangan batu andesit dan pihak lain menentang. Sikap pro dan kontra ternyata menjalar lebih jauh dan menjurus konflik sosial.

Baca Juga:Pro Kontra Kisruh Desa Wadas, Tokoh Masyarakat Sebut Bukan Bendungan Bener yang Menjadi Masalah

Menurut Wagimin, warga pro dan kontra tidak saling tegur sapa. Bahkan acara keagamaan, sosial dan budaya dilakukan masing-masing pihak secara sendiri-sendiri.

"Situasinya memang seperti itu, sudah sangat memprihatinkan," katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/2/2022).

Hal senada diungkapkan Syawaludin, warga Dusun Beran, Desa Wadas, yang menyampaikan ada kejadian mesin sepeda motor diisi dengan garam dan pasir. Hal ini terkait pihak kontra dan pro.

"Perpecahan mulai berlangsung dari tahun 2016 hingga sekarang ini, berarti sudah lima tahun," katanya.

Koordinator Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Desa) Emha Saiful Mujab yang akrab disapa Gus Ipul menyampaikan sebelumnya warga Wadas ramah dan guyub rukun.

Baca Juga:Sedih Lihat Warga Terbelah, Putri Gus Dur: Program Pemerintah Malah Menghancurkan Tatanan Sosial di Wadas

Menurut Gus Ipul, 100 persen warga Wadas adalah kaum nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama. Sebagaimana kaum nahdliyin, mereka gemar silaturahim dengan bersama-sama mengikuti kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak