SuaraJawaTengah.id - Virus Corona atau COVID-19 terus berkembang. Bahkan varian Omicron juga menurunkan subvarian.
Subvarian Omicron, BA.2 COVID-19, tampaknya lebih menular ketimbang subvarian BA.1.
Namun demikian subvarian Omicron tidak menyebabkan penyakit menjadi lebih parah, kata ketua Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Afrika pada Kamis (24/2/2022).
Temuan itu mengutip data dari Afrika Selatan, katanya.
Baca Juga:Alert! Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Puncak Gelombang Ketiga Covid-19
"Afrika Selatan melaporkan bahwa subvarian itu (BA.2) lebih menular dibanding varian BA.1, namun yang menarik dan yang menjadi kabar baik yakni tingkat keparahannya sepertinya sama," kata Dr John Nkengasong.
Afrika Selatan merupakan salah satu negara pertama yang menemukan varian Omicron, yang sejak saat itu menyebar ke seluruh dunia dan mendominasi sejumlah wilayah.
Kendati Afrika Selatan berada di atas puncak gelombang Omicron, jumlah kasus harian mereka stabil di angka 3.000 kasus per hari.
Level itu lebih rendah dibanding pada akhir gelombang infeksi COVID-19 sebelumnya.
Kecenderungan itu mungkin terkait dengan subvarian BA.2, katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
[ANTARA]
Baca Juga:Benarkah Prediksi Pemerintah Puncak Omicron Melandai Awal Maret? Ini Kata Ahli