“Beli partai kartu itu kan dibatasi. Saya cuma boleh beli 40 sak padahal kebutuhan untuk semuanya hampir 100 sak. Saya untuk memenuhi kebutuhan yang 60 sak pas macul itu kan beli dari luar KUD, itu per saknya jadi Rp40 ribu.”
Membengkaknya biaya produksi akibat kenaikan harga pupuk disertai harga jual cabai yang rendah, dikhawatirkan menyebabkan banyak petani bangkrut. Kebanyakan petani terbelit utang karena modal usaha didapat dari meminjam ke bank.
“Makanya saya heran kok pemerintah tidak melakukan monitoring soal ini (kenaikan harga pupuk). Kenaikannya luar biasa. Semua merek pupuk entah itu subsidi atau tidak, kenaikannya hampir 100 persen. Padahal waktu harga cabai naik, petani diintimidasi. Terus ada impor dan sebagainya,” pungkas Nanang.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Mahal di Pasaran, Cabai Rusak di Ladang