Sebut Minyak Goreng Mahal Adalah Berkah, Dokter Tifa Jadi Bulan-bulanan Warganet

Dokter Tifa menjadi bulan-bulanan kemarahan warganet usai menyebut minyak goreng mahal sebuah keberkahan.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 19 Maret 2022 | 10:49 WIB
Sebut Minyak Goreng Mahal Adalah Berkah, Dokter Tifa Jadi Bulan-bulanan Warganet
Ilustrasi Pedagang menata minyak goreng kemasan di tokonya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (26/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Permasalahan kelangkaan dan mahalnya minyak goreng belakangan ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. 

Namun, di mata seorang dokter Tifa, permalasahan minyak goreng tersebut seharusnya tidak usah dibesarkan. Pasalnya banyak alternatif makanan yang bisa dimasak. 

"Dear Rakyat Indonesia. Kalau kalian marah soal harga minyak goreng. Ingat, nenek moyang kita tidak pernah masak dengan cara menggoreng. Resep masakan Indonesia sangat kaya ragam dan rasa, tanpa ada proses menggoreng," katanya melalui akun twitter @DokterTifa. 

"Nenek moyang kita, ajarkan cara masak ayam di gulai, woku, semur. Ikan dipepes, bakar, sop, kuah kuning, lempah, pindang. Tahu dan tempe diungkep, bacem, opor," sambungnya. 

Baca Juga:Berani Sulap Minyak Goreng Curah Jadi Kemasan, Pemda DIY Bakal Beri Sanksi Tegas

Dokter Tifa juga menambahkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW tidak pernah memakan makanan yang mengandung minyak goreng. 

"Ingat, Rasulullah saw  tidak pernah sekalipun makan makanan yang digoreng. Beliau makan roti gandum, bubur jelai, sayur dan buah-buahan diacar,  minum susu fermentasi, dan kurma. Beliau sangat sehat," tambahnya. 

Ia pun menganggap kelangkaan dan mahalnya minyak goreng suatu keberkahan. Hal itu agar masyarakat Indonesia tidak selalu bergantung pada minyak goreng. 

"Bagi saya sebagai Dokter, ada berkah minyak goreng jadi mahal. Ibu-Ibu kembali masak dengan cara lebih sehat. Nanti lebih langsing dan cantik," ungkapnya 

"Bapak-Bapak terhindar dari penyakit jantung, stroke, diabetes," tandas Dokter Tifa. 

Baca Juga:HET Minyak Goreng Dicabut, Harga Gehu, Bala-bala dan Pisang Goreng Naik

Cuitan Dokter Tifa itu sontak saja langsung dibanjiri komentar warganet. Alih-alih mendapat dukungan, Dokter Tifa justru jadi bulan-bulanan hujatan warganet. 

"Bu maaf saya dagangnya gorengan. Seperti bakwan goreng, tahu bulat, pisang goreng, tahu isi goreng, tempe goreng. Apakah saya harus beralih jualan bakwan rebus, tahu bulat rebus, pisang rebus, tahu isi rebus, tempe rebus. Apakah begitu ya?," ujar akun @RiskiKi6997**. 

"Ya kalau saya dan ibu gak terlalu masalah, tapi yang kasian kan yang mata pencahariannya emang dari jual makanan yang digoreng, seperti warsun, warteg, warpad, batagor, cireng, color. Masa mereka harus jual siomay, lotex dan karedok semua," tutur akun @pasirang**. 

"Minyak itu udah jadi bahan pokok masyarakat Indonesia saat ini. Kita hidup di zaman sekarang bukan sama nenek moyang. Proses masak zaman sekarang dan zaman nenek moyang juga udah berbeda. Saat ini menggoreng tempe menggunakan minyak bukan pasir. Nyari pasir untuk menggoreng dimana?," imbuh akun @ahmaddwikurnia**. 

"Nanti pas gas naik salahkan lagi, nenek moyang kita gak pernah pake gas. Nenek moyang kita pengendali api," sambung akun @DzakyAbi**. 

"Lu doktor, masih aja pola pikirnya kek makhluk primitif. Sesuaikan dengan zaman pola pikirnya, sejarah memang nggak boleh d lupakan. Tetapi gaya hidup itu terus berkembang, nah lu suruh orang yang hidup tahun 2022 menggunakan metode di zaman majapahit, lah ngak cocok aduh," tegas akun @Rafi1111**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini