SuaraJawaTengah.id - Perjalanan hidup salah satu konglomerat Indonesia pemilik jalan tol Jusuf Hamka sering kali menggugah hati.
Apalagi pria keturunan Tionghoa tersebut merupakan seorang mualaf. Seperti diketahui, Jusuf Hamka memutuskan memeluk Islam saat berusia 24 tahun.
Ia masuk agama Islam mengucapkan dua kalimat syahadat dengan dibimbing langsung oleh ulama kenamaan Buya Hamka pada 1981 di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Jakarta Selatan.
Usut punya usut, Jusuf Hamka tertarik memeluk agama Islam karena hati ia tergugah setelah membaca sebuah majalah yang mengangkat kisah seorang mualaf di masjid Al Azhar tersebut.
Baca Juga:Tokoh Masyarakat Tionghoa Mempawah Budiyono Goi Bangga Ikut Vaksin Booster di Usia 75 Tahun
Tak hanya itu saja, pasca jadi seorang mualaf. Jusuf Hamka diangkat jadi oleh Buya Hamka untuk menjadi anak angkatnya.
Setelah menjadi mualaf dan anak angkat Buya Hamka. Jusuf Hamka mengaku pernah diberi tugas khusus oleh ayah angkatnya untuk mengislamkan orang-orang Tionghoa di negara Indonesia.
"Saya pernah diberi tugas oleh almarhum Buya Hamka untuk berdakwah di kalangan Tionghoa. Ajak saudara-saudara Tionghoamu kembali ke agama leluhurnya yaitu Islam," kata Jusuf Hamka melalui unggahan video di akun TikTok @jarbi.1.
"Saya waktu itu kaget. Kok bisa Islam? Kata Buya Hamka saat zaman komunis, agama semua diberangus. Sebenarnya terdahulu banyak orang China beragama Islam," sambungnya.
Jusuf Hamka lantas memaparkan jika negara China memang sangat diistimewakan di dalam Al-Quran. Sehingga orang-orangnya perlu diajak untul memeluk agama Islam.
Baca Juga:Perjalanan Spiritual Pengusaha Tionghoa Masuk Islam di Malam Lailatul Qadar, Pingsan Dengar Adzan
"Makanya nggak heran, kalau nggak salah saya memang nggak ahli di bidang agama. Ada hadiat yang mengatakan tuntutlah ilmu itu sampai ke negeri China," imbuh Jusuf Hamka.
"Ternyata bener bahwa Nabi Muhammad sudah tau bahwa China akan menjadi negara besar. Amerika dan Rusia aja belum tentu berani melawan China," paparnya.
Mengetahui keistimewaan China, Jusuf Hamka banyak membuka masjid dengan nuansa Tionghoa. Hal itu dimaksud untuk sekalian mengajak orang-orang Tionghoa tertarik untuk memeluk agama Islam.
"Saya buka masjid untuk menyebarkan syiar dan mengharumkan nama Islam. Saya mungkin tugasnya hanya bisa mengharumkan nama Islam karena saya tidak pandai berdakwah," pungkasnya.
Lihat vidonya bisa klik di SINI
Kontributor : Fitroh Nurikhsan