Agen Wisata Protes Rencana Menteri Luhut Naik Harga Tiket Borobudur: Lebih Mahal dari Kunjungan 5 Hari di Angkor Wat

Harga tiket naik ke Borobudur akan lebih mahal dari biaya masuk situs Angkor Wat di Kamboja.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 05 Juni 2022 | 15:14 WIB
Agen Wisata Protes Rencana Menteri Luhut Naik Harga Tiket Borobudur: Lebih Mahal dari Kunjungan 5 Hari di Angkor Wat
Kelompok wisatawan berfoto dengan latar Candi Borobudur. Menko Marves, Luhut Pandjaitan menginformasikan harga tiket ke candi akan naik 15 kali lebih mahal dari sekarang. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Rencana menaikkan harga tiket Candi Borobudur, bakal berdampak pada berkurangya jumlah kunjugan wisatawan dari luar negeri. Harga tiket naik ke Borobudur akan lebih mahal dari biaya masuk situs Angkor Wat di Kamboja.

Rencana kenaikan harga tiket itu diungkapkan Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan melalui akun Instagram  @luhut.pandjaitan, Sabtu (4/6/2022).   

Menurut Luhut, rencana manaikkan harga tiket untuk membatasi kuota turis yang akan naik ke Candi Borobudur. Kuota turis yang boleh naik ke Candi Borobudur akan dibatasi 1.200 orang per hari.

“Dengan biaya 100 dolar untuk wisman (wisatawan manca negara) dan turis domestik sebesar Rp750 ribu. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya Rp5 ribu saja. Sedangkan untuk masuk ke kawasan candi akan tetap mengikuti harga yang sudah berlaku," tegas Luhut.

Baca Juga:Luhut Sebut Tiket Naik Borobudur Jadi Rp750 Ribu, Pengelola Wisata Buka Suara

Menurut Ketua Forum Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang, Edwar Alfian, rencana itu akan memangkas banyak jumlah kunjungan wisatawan ke Borobudur.

Dia mencontohkan, jumlah kunjungan wisata ke Candi Borobudur pada libur Lebaran tahun ini hanya 30 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

“Itu ada penurunan jelas. Faktornya karena harga tiket Rp50 ribu, tidak bisa naik ke Candi Borobudur. Bayangkan (akibatnya) kunjungan Lebaran hanya 30 persen,” kata Edwar, Minggu (5/6/2022).

Kata Edwar, info kenaikan harga tiket masuk dan naik ke candi mulai direspon negatif oleh biro perjalanan luar negeri. Ratusan biro perjalanan selama ini memasarkan wisata Candi Borobudur kepada calon turis di luar negeri.

Mereka menilai harga tiket masuk ke Candi Borobudur jauh lebih mahal dibanding paket wisata ke destinasi sejenis seperti Angkor Wat di Kamboja atau ke Malaysia dan Singapura.

Baca Juga:Luhut Naikkan Tiket ke Borobudur Jadi Rp750 Ribu, Publik: Bapak Tau Kan UMR Berapa?

“Biaya 100 dolar di destinasi negara lain sudah harga paket wisata. Jadi bukan hanya kunjungan, tapi sudah dengan trip perjalanan. Harga tiket di destinasinya lebih murah.”

Harga tiket masuk dan naik ke Candi Borobudur untuk wisatawan asing, lebih mahal dari tiket masuk 5 hari ke situs Angkor Wat.

Menurut situs wisata wander-lush.org, jika pemesanan dilakukan secara online biaya masuk ke Angkor Wat untuk 5 hari senilai US$91,35. Pembelian tiket langsung jauh lebih murah sebesar US$62.

“Saya sudah mendapatkan konfirmasi dari teman-teman agen biro perjalanan, khususnya yang spesialis Eropa dan pangsa pasar manca negara. Mereka keberatan," paparnya.

Edwar khawatir, mahalnya tiket masuk menyebabkan wisatawan tidak lagi minat mengunjungi Candi Borobudur. Borobudur kehilangan magnetnya sebagai destinasi wisata.  

“Padahal tujuan awal destinasi super prioritas, Borobudur sebagai magnet. Kalau tiketnya segitu, magnetnya sudah tidak memberikan magnet,” ujar Edwar Alfian.

Menurut Edwar, rencana yang disampaikan Menko Luhut Pandjaitan baru sebatas wacana. Masih sangat mungkin aturan itu direvisi atau dibatalkan.

Edwar meminta PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur mengeluarkan informasi resmi terkait wacana kenaikan harga tiket. Tujuannya agar biro perjalanan dan calon wisatawan tidak mendapat informasi yang simpang siur.   

“Ini kan belum ‘ketok palu’. Harus segera ada sikap dari TWC. Minimal ada keterangan bahwa Rp750 itu baru rencana. Sekarang belum dilaksanakan," tegasnya.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak