Duh! Harga Cabai di Jawa Tengah Meroket, Daya Beli Masyarakat Anjlog

Harga cabai terus di pasaran Jawa Tengah terus melambung. Hal itu tentu saja akan mengganggu daya beli masyarakat

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Juni 2022 | 14:25 WIB
Duh! Harga Cabai di Jawa Tengah Meroket, Daya Beli Masyarakat Anjlog
Seorang penjual cabai di Pasar Sampangan Kota Semarang, Jawa Tengah, tengah menunggu pembeli, Selasa (07/06/22). [Suara.com/Anin Kartika] 

SuaraJawaTengah.id - Harga cabai terus di pasaran Jawa Tengah terus melambung. Hal itu tentu saja akan mengganggu daya beli masyarakat. 

Data dari Tim Pengendali Inflasi Jawa Tengah harga cabai rawit merah di Kota Semarang tembus Rp80 ribu perkilogramnya.

Tak hanya di Kota Semarang, di Kota Surakarta harga cabai rawit merah bahkan di angka Rp83 ribu perkilogramnya.

Kenaikan harga tersebut terjadi dalam sepekan, di mana kisaran kenaikan mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu perkilogram.

Baca Juga:Makin Pedas! Harga Cabai Merah di Pekalongan Tembus Rp 60 Ribu Per Kilogram

Sejumlah pedagang mengeluhkan kanaikan harga cabai tersebut, seperti halnya Umi (60), pedagang di Pasar Sampangan Kota Semarang, Jawa Tengah.

Menurutnya, harga cabai di tingkat distributor sudah di angka Rp80 ribu perkilogram.

Kenaikan tersebut membuat Umi juga menaikkan harga cabai Rp90 ribu perkilogram untuk pelanggannya.

"Memang sekarang mahal, tapi mau bagaimana dari distributor sudah mahal. Mau tak mau saya juga menaikkan harga," katanya kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (07/06/22).

Mahalnya harga cabai, membuat Umi menjual 0,4 kilogram cabai dengan harga Rp25 ribu.

Baca Juga:Terpengaruh Musim Hujan, Harga Cabai Rawit dan Daging Rendang di Sleman Mulai Merangkak Naik

"Kalau ecer saya jual lebih mahal, namun jika beli 1 kilogram saya beri potongan," jelasnya.

Meroketnya harga cabai juga dikeluhkan masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga.

"Ada yang jual Rp90 ribu, ada juga Rp100 ribu perkilogram. Untuk ibu rumah tangga sangat memberatkan," ujar Wahyuni (46) warga Gajahmungkur Kota Semarang Jawa Tengah.

"Pekan lalu Rp70 ribu, sekarang hampir Rp100 ribu perkilogram. Berat kalau untuk ibu rumah tangga," paparnya.

Melonjaknya harga cabai di Jawa Tengah, dikarenakan turunnya produksi di beberapa sentra pertanian cabai.

Di sentra pertanian cabai yang ada di Desa Ceklatakan, Kecamatan Polosari, Pemalang, Jawa Tengah misalnya.

Di desa tersebut terjadi penurunan produksi cabai mencapai 50 persen lebih, dari 50 ton perhari menjadi 10 hingga 20 ton perhari.

Penurunan tersebut dikarenakan cuaca buruk yang melanda Jawa Tengah beberapa pekan terakhir.

Selain cuaca buruk, mahalnya pupuk dan pestisida membuat para petani tak lagi menanam cabai.

Diterangkan Sutrisno, satu di antara petani cabai di Desa Ceklatakan, areal pertanian cabai mencapai 30 hektar, namun ditinggalkan separuhnya.

"Sekarang hanya 15 hektar yang ditanami cabai, sisanya digunakan untuk menanam kentang dan jeruk," jelasnya.

Kondisi tersebut diakui Sutrisno lantaran mahalnya biaya tanam, pupuk dan pestisida yang meningkat 100 persen.

"Dulu pupuk satu karung hanya Rp 50 ribu, sekarang bisa Rp 120 ribu. Banyak petani yang tidak kuat membeli pupuk untuk merawat cabai, karena tanaman cabai butuh banyak pupuk. Alhasil kualitas dan kuantitas cabai menurun, ditambah lagi banyak yang beralih menanam kentang dan jeruk," terangnya.

Ia menambahkan, harga cabai di tingkat petani sudah tinggi di angka Rp 35 ribu perkilogramnya.

"Pastinya di tingkat pembeli juga semakin tinggi. Kami berharap pemerintah memperhatikan kondisi ini, mahalnya pupuk dan pestisida harusnya dipikirkan," ucapnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini