Perputaran uang dari jual-beli di Pasar Lepen Shumong sekitar Rp15 juta per minggu.
"Target sekali event kalau situasi sudah normal sekitar 1.000 orang. Sekarang masih dalam tahap pengembangan," kata Rohmad Abadi, Ketua Pengelola Pasar Lepen Shumong.
Sebagai upaya meningkatkan layanan, pengelola sedang mengupayakan menyiapkan lahan parkir yang lebih luas, kamar mandi, dan fasilitas lainnya. Biaya perluasan area pasar ditanggung swadaya warga.
Desa Ngrajek berharap KSPN membantu Desa Ngrajek mendirikan balai ekonomi desa (balkondes) sebagai tempat transit wisatawan. Dari balkondes, wisatawan bisa memilih destinasi yang disukai.
Baca Juga:Anya Geraldine Singgung Harga Tiket Mahal Masuk Candi Borobudur, Netizen: Wow Jleb
Menurut Ketua BUMDes Desa Ngrajek, Yusuf Wardana, dana desa hanya dapat digunakan terbatas untuk pengembangan wisata.
Warga Kecamatan Mungkid mewacanakan membentuk kluster wisata yang terdiri dari Desa Ngrajek, Progowati, Rambeanak, Paremono, Pabelan, dan Kelurahan Mendut.
Masing-masing desa memiliki ikon wisata masing-masing. Misal Desa Paremono yang terkenal dengan perajin peyek ikan cethol, Pabelan dengan kerajinan kriya, dan Ngrajek yang dikenal dengan budidaya ikan air tawar.
“Kami antusias menyikapi apa yang dilakukan pemerintah lewat KSPN. Kami berharap bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat lewat kegiatan wisata,” kata Yusuf.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Selain Borobudur, Ini Sederet Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia