Soal Banjir Rob di Pantura, Pemprov Jateng Teliti Kondisi Sungai Bodri Kuto Kabupaten Temanggung

Pemprov Jateng melakukan penelitian kondisi wilayah Sungai Bodri Kuto terkait terjadinya banjir rob di kawasan pantai utara (pantura) Jateng akhir-akhir ini

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 18 Juni 2022 | 15:45 WIB
Soal Banjir Rob di Pantura, Pemprov Jateng Teliti Kondisi Sungai Bodri Kuto Kabupaten Temanggung
Pemprov Jateng melakukan penelitian kondisi wilayah Sungai Bodri Kuto terkait terjadinya banjir rob di kawasan pantai utara (pantura) Jateng akhir-akhir ini. [ANTARA]

SuaraJawaTengah.id - Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah melakukan penelitian kondisi wilayah Sungai Bodri Kuto terkait terjadinya banjir rob di kawasan pantai utara (pantura) Jateng akhir-akhir ini.

"Banjir rob khususnya di daerah pantura, di situ tidak lepas peran dari daerah hulu wilayah Sungai Bodri Kuto, yakni Kabupaten Temanggung," kata Fungsional Penata Ruang Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Husna Fauziah di Temanggung, Sabtu (18/6/2022).

Wilayah Sungai Bodri Kuto meliputi Kabupaten Temanggung di hulu, kemudian Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan bagian hilir di Kabupaten Kendal.

"Selama ini yang sangat merasakan imbasnya di Kabupaten Kendal, di sana rob dan banjir hampir setiap musim ada. Kami mencoba melakukan pendekatan wilayah sungai bagaimana peran pentahelix (pemerintah, pengusaha, akademisi dan media) apakah sudah ada kolaborasi," katanya.

Baca Juga:Jalanan Bontang Kuala Dipagari Beton, Katanya Buat Cegah Banjir Rob

Tim Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah kini melakukan identifikasi di bagian hulu Sungai Bodri Kuto di Kabupaten Temanggung.

"Hasil identifikasi tersebut nantinya juga sebagai masukan atas proses revisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Dalam identifikasi, pihaknya menemui para pemangku kepentingan untuk wawancara atau mencari data yang diperlukan.

"Kami berharap ada kolaborasi dalam penyusunan RTRW provinsi," katanya.

Husna menyampaikan pihaknya perlu melihat bagaimana kolaborasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas dari masing-masing pemangku kepentingan baik itu di Kabupaten Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Semarang maupun Kabupaten Kendal.

Baca Juga:Dalam 15 Tahun Terakhir Laju Abrasi di Gresik Mencapai 5 Kilometer, Akademisi Sebut Akar Persoalannya

"Apakah sudah terjadi kolaborasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi dengan baik untuk menciptakan pengelolaan wilayah Sungai Bodri Kuto, bagaimana upaya-upaya pengelolaan sungai tersebut terjalin dengan baik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini