Harga Bahan Pangan Melonjak, Ganjar Siapkan Langkah Operasi Pasar Atasi Inflasi di Jateng

Harga bahan pangan melonjak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyusun langkah cepat untuk mengatasi inflasi yang terjadi di wilayahnya

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 08 Juli 2022 | 08:43 WIB
Harga Bahan Pangan Melonjak, Ganjar Siapkan Langkah Operasi Pasar Atasi Inflasi di Jateng
ā€ˇPedagang di Pasar Pagi Kota Tegal sedang melayani pembeli bawang merah, Rabu (9/3/2022). Harga bahan pangan melonjak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyusun langkah cepat untuk mengatasi inflasi yang terjadi di wilayahnya. [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyusun langkah cepat untuk mengatasi inflasi yang terjadi di wilayahnya.

Tercatat, Juni 2022 jateng mengalami inflasi 4,97 persen. Salah satunya operasi pasar terhadap penyebab inflasi pada enam daerah yakni di Kota Semarang, Surakarta, Tegal, Banyumas, Kudus dan Cilacap.

Ganjar mengatakan beberapa komoditi yang menyebabkan inflasi di Jawa Tengah adalah kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, dan telur ayam ras.

"Menarik lagi di Jawa Tengah ini surplus semua, makanya ini surplus tapi kok harganya tinggi. Dugaan saya bawang merah sama cabainya piknik ke beberapa daerah yang lain yang membutuhkan," kata Ganjar dari keterangan tertulis di Semarang, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga:Festival Budaya dan Kesalehan Sosial Warnai Dukungan Ribuan Warga Desa Madura ke Ganjar

Langkah penanganan jangka pendek, kata Ganjar akan segera diambil. Salah satunya adalah operasi pasar di enam daerah inflasi tinggi. Ganjar juga tidak menutup kemungkinan mengintervensi distribusi sejumlah komoditi.

"Ini enam kota besok akan kita ajak bicara apakah di tingkat kabupaten/kota itu sudah akan melakukan intervensi," ujarnya.

Langkah lain, lanjut Ganjar, jika fluktuasi terjadi tinggi maka potensi daerah akan digerakkan. Misalnya dengan BUMD Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) yang sudah menjadi Perseroda.

"(CMJT) dikasih penugasan public service obligation (PSO) agar meng-cover beberapa komoditas yang ada peluang untuk itu," katanya.

Gas dan pupuk juga berpotensi mengalami kenaikan dan menimbulkan inflasi. Ganjar mengatakan, hal ini diprediksi terjadi karena perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Opsi pemberian subsidi dipertimbangkan.

Baca Juga:Kejati Jawa Tengah Tahan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Proyek Rumah Pegawai Bandara Internasional Yogyakarta

"Maka tadi saya hitung jumlah subsidi pupuk untuk di Jawa Tengah saja kira-kira tadi hanya 54 persen yang di-cover," tuturnya.

Sebagai cadanga, Ganjar juga mendorong petani untuk bisa membuat pupuk sendiri. Ganjar mengatakan, hari ini masyarakat perlu diajari untuk memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya.

"Kalau perlu di desa-desa itu ada bondho deso, pinggir jalan, tanami semua agar kita bisa mandiri dari sisi itu karena situasi globalnya belum pasti," tegasnya.

Terlepas dari upaya yang disiapkan, ganjar menegaskan situasi yang terjadi saat ini mewajibkan seluruh aparatur pemerintah berkonsolidasi, siaga dan merespon inflasi ini dengan cepat.

"Jadi kalau kita melihat kondisinya rasa-rasanya seluruh komponen pemerintah musti siaga. Menurut saya sudah siaga satu ini," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini