SuaraJawaTengah.id - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Kamboja mengaku lega setelah bisa keluar dari tempat mereka disekap.
Salah satu TKI yang disekap di Kamboja bernama M Effendy menyebut kini mereka sudah keluar dari tempat kerja dan berada di Kantor Polisi Sihanoukville.
"Ada 55 Orang di kantor polisi, ini didata dan menunggu temen-temen yang lain," ujar Effendy saat dihubungi Suara.com Sabtu (30/7/2022).
Ia mengaku bersyukur telah dibantu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berkat orang nomor satu di Jateng tersebut aduan mereka bisa cepat direspon.
Baca Juga:Dinilai Peduli dan Dekat dengan Santri, Ganjar Dapat Dukungan dari Para Kiai Kampung
"Temen-temen sudah buat laporan 3 minggu, tapi tidak ada respon sepertinya dipersulit oleh polisi setempat," ujarnya.
Mendengar aduan teman-temanya tak digubris, Effendy pun berinisiatif mengadu ke Ganjar Pranowo melalui media sosial.
"Saya hubungi pak Ganjar, 4 hari langsung direspon dan ada desakan dari Indonesia, untuk evakuasi," ceritanya melalui sambungan telepon.
Ia mengaku sempat dihubungi dari Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah dan dari KBRI yang berada di Kamboja.
"Kemarin sudah ada dari Dinas Tenaga Kerja dari Jateng yang menghubungi, bahwa kita akan dievakuasi, dan tadi malam langsung ditindak lanjuti, dan dipanggil dari pihak perusahaan," ucapnya.
Ganjar Desak Pemerintah Indonesia
Sebelumnya, Ganjar Pranowo telah memastikan secara langsung kondisi puluhan Tenaga Kerja Indonesia yang diduga mengalami penyekapan dan korban penipuan kerja di Kamboja.
Ganjar mengatakan saat ini mereka dalam kondisi baik dan ada satu yang sedang sakit.
Kondisi para TKI itu dipastikan sendiri olehnya secara daring melalui panggilan video.
"Kemarin saya sudah video call dengan mereka, begitu, kondisinya baik-baik semua ada satu yang sakit," ujar Ganjar (29/7/2022).
Dari hasil pengecekan langsung itu, Ganjar mengatakan situasi mereka cukup baik. Ganjar juga bisa melihat satu persatu wajah dan kondisi para TKI.
"Saya sudah konfirmasi ke sana, sebenarnya tidak dalam sekapan dan saya lihat wajahnya. Tidak ada yang, maaf, nyonyor-nyonyor (babak belur) itu nggak ada. Bahwa ada yang sakit masih bekerja dan sebagainya itulah yang saya minta untuk di-assesment," ujarnya.
Untuk itu Ganjar memerintahkan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Tengah untuk proaktif dan mengecek langsung kondisi para TKI tersebut.
"Kemarin bilang nanti masih akan diperiksa, saya bilang nggak, suruh turun ke lokasi, suruh ngecek betul apa yang terjadi sambil itu kita membuat back up untuk mengamankan mereka," tegasnya.
Di samping itu, koordinasi dengan KBRI setempat juga dilakukan untuk menghubungkan dengan perusahaan terkait.
"Dengan KBRI, hari ini kita minta untuk mengecek ke lokasi, untuk komunikasi dengan perusahaannya," ujarnya.
Mantan anggota DPR RI itu berharap, para TKI yang menjadi korban tersebut dapat segera ditolong dan kembali ke Indonesia. Sebab, kasus serupa sudah pernah terjadi.
"Beberapa waktu lalu ada kejadian seperti ini, juga di sana, dan sudah dikembalikan. Ditarik lagi," katanya.
Ganjar mengimbau kepada masyarakat khususnya warga Jawa Tengah yang ingin bekerja di luar negeri agar mengikuti proses sesuai prosedur. Sehingga kasus semacam ini tidak terulang lagi.
"Saya minta siapapun yang mau kerja ke luar tolong ikuti aturan semuanya sehingga kami bisa memantau. Sebab lalu tidak maka yang terjadi akan di luar dugaan yang kita pikirkan," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo gerak cepat menangani laporan warga terkait dugaan penyekapan 54 Warga Negara Indonesia (WNI) yang di Kamboja. Meski hanya lewat medsos, Ganjar langsung menanggapi dan memerintahkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng untuk melakukan pengecekan.
Awalnya seorang warganet dengan akun @angelinahui97 melaporkan terkait adanya penyekapan terhadap 54 WNI di Kamboja. Lewat postingan itu, ia meminta tolong ke Ganjar untuk segera dibantu.
"Segera cek @nakertrans.provjateng," perintah Ganjar.