SuaraJawaTengah.id - Siapa tak kenal Kampung Pelangi Semarang, tempat itu pernah populer beberapa waktu lalu.
Warna-warni Kampung Pelangi yang ada di Jalan Dr Soetomo itu juga jadi sorotan dunia.
Pada 2017 Kampung Pelangi dapat suntikan dana jumbo oleh Pemkot Semarang untuk pembenahan.
Alokasi lebih dari Rp 16 miliar pun dikucurkan untuk mewarnai dan mempercantik kawasan tersebut.
Baca Juga:1.000 Personel Bakal Amankan Laga Persis Solo vs PSIS Semarang di Stadion Manahan
Hal itu membuat Kampung Pelangi jadi tempat hit dan dikunjungi pelancong lokal hingga mancanegara.
Namun warna-warna cat yang menghiasi 325 rumah di Kampung Pelangi, kini tak menarik lagi.
Corak warna-warni tersebut mulai luntur, pudarnya corak itu dibarengi sepinya pengunjung di pemukiman yang ada di perbukitan itu.
Kondisi tersebut membuat warga yang tinggal di Kampung Pelangi lesu, pemasukan para pedagang yang ada juga terjun payung.
Beberapa warga berujar, Kampung Pelangi tak diminati lagi serta tidak ada dukungan dari Pemkot Semarang.
Baca Juga:Kisah Misteri Gentong Besar Berisi Emas di Pemakaman Bergota Semarang
"Kalau dulu ratusan orang datang setiap hari, ada juga orang asing datang ke sini," kata Darti (55) warga Kampung Pelangi, pada Kamis (01/09/22).
Seolah tak ingin kampungnya lebih terpuruk, Darti masih mengingat saat Kampung Pelangi dipadati pengunjung.
"Warga yang berdagang juga laris manis, saya saja sampai kewalahan melayani pengunjung," tutur Darti yang juga sebagai pedagang itu.
Menurutnya, Kampung Pelangi mulai sepi pengunjung saat awal pandemi, kondisi itu semakin buruk di tahun 2021-2022.
"Harapan kami banyak pengunjung lagi, tapi kami pesimis jika melihat kondisi Kampung Pelangi," kata Darti.
Dilanjutkannya, Kampung Pelangi seolah tak diperhatikan lagi oleh Pemkot Semarang.
"Kalau disuruh cat sendiri kami tidak mampu, kami hanya masyarakat kecil jadi tidak paham bagaimana tata cara agar kampung kami diperhatikan lagi oleh pemerintah. Padahal dulu jadi sorotan dunia tapi sekarang tidak ada yang mau mampir," paparnya.
Terpisah Sukijo (66) warga lainnya, juga menuturkan hal serupa, ia pun mengaku tidak ada lagi pengunjung ke kampung tersebut.
"Entah kenapa pemerintah tak mau mendukung tempat kami lagi, padahal tak jauh dari Kampung Pelangi pembangunan terus dilakukan. Misalnya di kawasan Bergota ada makam yang dijadikan wisata religi dengan bantuan pemerintah, namun tempat kami dibiarkan," imbuhnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika