Pertamina Ciptakan Sistem Informasi Berbasis Aplikasi Pertama untuk Tahura di Indonesia

Pertamina bekerjasama dengan Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I sebagai pengelola kawasan tersebut untuk menciptakan sistem informasi berbasis aplikasi

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 12 Oktober 2022 | 12:36 WIB
Pertamina Ciptakan Sistem Informasi Berbasis Aplikasi Pertama untuk Tahura di Indonesia
Sebagai bentuk pengembangan dari program konservasi keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Gunung Lawu, Pertamina bekerjasama dengan Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I sebagai pengelola kawasan tersebut untuk menciptakan sistem informasi berbasis aplikasi ponsel pintar (smartphone), bernama SIHATI TAHURA. [Dok Pertamina]

SuaraJawaTengah.id - Sebagai bentuk pengembangan dari program konservasi keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Gunung Lawu, Pertamina bekerjasama dengan Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I sebagai pengelola kawasan tersebut untuk menciptakan sistem informasi berbasis aplikasi ponsel pintar (smartphone), bernama SIHATI TAHURA (Sistem Informasi Keanekaragaman Hayati Taman Hutan Raya) yang berfungsi untuk inventarisasi flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut.

Diketahui, SIHATI TAHURA merupakan aplikasi pertama yang telah dikembangkan untuk konservasi taman hutan raya di Indonesia dan dapat diunduh (download) secara bebas melalui playstore (khusus android). Hal itu dinyatakan dalam surat pernyataan Ketua Forum Tahura Indonesia, Lianda Lubis.

Yuni Kusumadewi selaku Kepala Balai Tahura KGPAA Mankunagoro I mengatakan aplikasi SIHATI TAHURA dapat menunjang fungsi Taman Hutan Raya di Kawasan Gunung Lawu sebagai tempat konservasi, pendidikan, dan penelitian flora dan fauna.

"Dengan adanya aplikasi ini, proses penambahan data hingga monitoring keanekaragaman hayati yang ada di kawasan Gunung Lawu sudah dilakukan secara digital sehingga lebih mudah dan efisien dari sebelumnya yang dilakukan secara manual," pungkas Yuni.

Baca Juga:Perbedaan SPBU Pertamina Warna Merah, Biru, dan Hijau

Menurutnya, tidak hanya petugas dari Balai Tahura KGPAA Mangkunagoro yang dapat memanfaatkan aplikasi ini, tapi juga masyarakat umum maupun peneliti dan pelajar juga dapat lebih mudah memperoleh informasi keanekaragaman hayati melalui aplikasi SIHATI TAHURA.

"Aplikasi ini tersedia dan dapat diunduh secara gratis di playstore agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas, khususnya untuk pendidikan flora dan fauna endemik yang ada di kawasan Gunung Lawu," tambahnya.

Sebagai bentuk pengembangan dari program konservasi keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Gunung Lawu, Pertamina bekerjasama dengan Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I sebagai pengelola kawasan tersebut untuk menciptakan sistem informasi berbasis aplikasi ponsel pintar (smartphone), bernama SIHATI TAHURA. [Dok Pertamina]
Sebagai bentuk pengembangan dari program konservasi keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Gunung Lawu, Pertamina bekerjasama dengan Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I sebagai pengelola kawasan tersebut untuk menciptakan sistem informasi berbasis aplikasi ponsel pintar (smartphone), bernama SIHATI TAHURA. [Dok Pertamina]

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan program konservasi yang telah dijalankan hingga pengembangan SIHATI TAHURA merupakan program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina di sekitar area operasi, dalam hal ini Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali.

"Kami berkomitmen untuk dapat melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekitar, salah satunya dengan melakukan konservasi keanekaragaman hayati flora dan fauna yang ada di Kawasan Gunung Lawu," imbuh Brasto.

Dia menambahkan aplikasi SIHATI TAHURA dapat direplikasi lebih luas ke taman hutan raya lainnya yang ada di Indonesia.

Baca Juga:VIVO RON 90 Setara Dengan Pertalite Pertamina Akan di Pasarkan

"Kami berupaya untuk terus mengembangkan manfaat dan fungsi dari aplikasi ini sehingga dapat direplikasi oleh para penggiat dan pemerhati lingkungan di kawasan konservasi lainnya yang ada di Indonesia," tutur Brasto.

Menurutnya program konservasi yang telah dijalankan secara berkelanjutan merupakan wujud komitmen terhadap implementasi aspek ESG (Environment, Social, Governance).

"Selain itu program ini juga mendukung pemerintah khususnya dalam berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goas (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), utamanya pada poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan poin 15 (Ekosistem Daratan)," tutup Brasto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini