"Kalau saya dapat ini ya pasti saya pakai terus. Lebih irit jauh. Walau kondisinya tidak secepat yang pakai Pertalite," ungkapnya.
Senada dengan Andi, Tusman (38) yang juga nelayan asal Kelurahan Kutawaru berpendapat program ini sangat meringankan para nelayan.
Ia yang sudah lebih dahulu menggunakan perahu berbahan bakar gas elpiji merasakan keuntungan yang lebih banyak.
"Saya sudah dua tahun pakai mesin bahan bakar gas elpiji. Bisa menghemat sampai 60 ribu sekali jalan. Apalagi saya biasanya sampai ke perairan Jawa Barat kalau cari ikannya," jelasnya.
Baca Juga:Tuntut Keadilan, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Geruduk Mabes Polri
Selama dua tahun ini, mesin yang ia gunakan juga belum terjadi keluhan kerusakan. Paling hanya servis rutin selayaknya mesin sepeda motor. Terlebih mesin yang dipakai saat ini didapat secara gratis.
"Kalau beli sekitar 3 jutaan. Lumayan mahal kalau untuk nelayan seperti saya. Servisnya dilakukan 6 bulan sekali sih. Biar ga gampang rusak," terangnya.
Dalam sekali melaut ia mengaku bisa mendapatkan beberapa kilogram dari berbagai jenis ikan kecil. Nilainya mencapai ratusan ribu jika dijual langsung.
"Pada saat tangkapan banyak ikan kecil ya 5-10 kilogram. itu ya bisa sampai Rp 500-600 ribu kalau dijual. Tapi nelayan kan tidak pasti sekarang bisa dapat besok tidak dapat," tutupnya.
Kontributor : Anang Firmansyah
Baca Juga:Alasan Nelayan Kepulauan Selayar Mendukung Ganjar Pranowo Maju ke Pilpres 2024