SuaraJawaTengah.id - Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang membuka Ketep Summit Festival 2022 "Symphon Rindu", Jumat (2/12/2022) malam. Membangun dataran tinggi Ketep menjadi kawasan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein mengatakan, Ketep Summit Fest 2022 mengambil format festival yang menggabungkan konser musik dan pertunjukan kesenian budaya lokal.
Digelar 2-4 Desember 2022, Ketep Summit Festival 2022 dibuka dengan festival topeng ireng yang diikuti oleh anggota Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) se-Kabupaten Magelang. Pergelaran sendratari Candramuka Kajarwa oleh Sanggar Kinara Kinari Borobudur juga memeriahkan acara pembukaan pada malam hari.
"Atraksi budaya ini menjadi potensi yang sangat mungkin dikembangkan di setiap desa wisata yang kita miliki. Dalam pendataan kami, 59 desa wisata dilibatkan untuk bersama-sama membangkitkan ekonomi desa dengan atraksi budaya yang mereka miliki," kata Slamet Achmad Husein.
Baca Juga:Fakta Satu Keluarga di Magelang Tewas Diracun: Dipicu Sakit Hati dan Tumpuan Beban Orang Tua
Selama 4 kali penyelenggaraaan, Ketep Summit Fest diharapkan menjadi event wisata tahunan di Kabupaten Magelang yang mendorong pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat.
Ketep Summit Festival 2022 mengambil tema "Symphoni Rindu" yang memiliki arti melepas kerinduan masyarakat lereng Gunung Merapi dan Merbabu untuk mengekpresikan karya. Dua tahun kegiatan wisata dan pertunjukan seni terhenti akibat pandemi.
"Meskipun (pandemi) belum sepenuhnya usai, kita harus tetap melanjutkan berekspresi, berkarya. Agar kehidupan terus berjalan pulih lebih cepat bangkit lebih kuat. Merapi dan Merbabu di Kabupaten Magelang memiliki potensi alam dan budaya yang sangat besar jika dikemas sebagai daya tarik wisata. Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat kawasan Ketep Pass."
Bertujuan mendorong pengembangan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat, Ketep Summit Fest juga berfungsi sebagai etalase produk kreatif, UMKM, dan seni masyarakat kawasan lereng Merapi dan Merbabu. Produk ekonomi kreatif dipromosikan melalui video pendek yang diputar melalui videotron selama acara berlangsung.
Mendukung kemajuan kesenian lokal, Ketep Summit Fest 2022 menampilkan kelompok topeng ireng Sekar Rimba Indonesia yang saat ini menjadi ikon budaya di Kabupaten Magelang. Sekar Rimba menjadi fenomenal karena memiliki basis penggemar fanatik yang jumlahnya mencampai ribuan orang.
"Kita punya ikon budaya di Magelang yang sekarang fenomenal yaitu Sekar Rimba Indonesia. Harapannya Ketep Summit Fest bisa menunjukkan bahwa Sekar Rimba ini menjadi salah satu potensi budaya Magelang yang kita banggakan," kata Direktur Ketep Pass, Mul Budi Santoso.
Baca Juga:Kopi Beracun Kembali Memakan Korban, 1 Keluarga Meninggal Akibat Meminum Zat Arsenik
Jip Jelajah Merapi Merbabu
Pada kesempatan pembukaan Ketep Summit Festival 2022, Dinas Pariwisata dan pengelola Ketep Pass meluncurkan paket wisata petualangan: Jip Jelajah Merapi Merbabu. Wisatawan nantinya diajak menikmati pemandangan lereng gunung sambil merasakan senasi menumpang jip modifikasi.
Paket wisata Jip Jelajah Merapi Merbabu akan membawa wisatawan melintasi areal perkebunan warga dan menyusuri sungai-sungai kecil yang mengalir di kaki Gunung Merapi dan Merbabu. "Pariwisata kita berbicara soal keinginan para wisatawan. Keinginan wisatawan kan yang dicari sensasi. Mudah-mudahan dengan sensasi baru jip semacam ini bisa lebih menarik dan keinginan wisatawan lebih terfasilitasi," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein.
Saat ini paket perjalanan wisata sudah terkelola di kawasan Borobudur melalui Borobudur Travel of Civilization (BToC) yang diprakarsai Kemenparekraf dan paket wisata budaya yang digagas Kemendikbud Dikti.
Trip perjalanan Jip Jelajah Merapi Merbabu diarahkan mengunjungi desa wisata dan kantong usaha UMKM yang dikelola masyarakat sekitar. Sehingga manfaat ekonomi wsiata lebih bisa dirasakan oleh masyarakat desa.
"Wisata jip kami koneksikan dengan desa wisata. Paket ini tidak akan dimonopoli oleh Ketep Pass, tapi kita geser ke desa wisata di sekitar kawasan Ketep Pass. Sehingga pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat benar-benar tercipta." (Adv)
Kontributor : Angga Haksoro Ardi