Geger Pesan Berantai Kasus Penculikan Anak Diambil Organ Dalamnya di Banyumas, Bikin Resahkan Orangtua

Pesan berantai mengenai kasus penculikan dengan mengincar anak kecil tengah marak di Kabupaten Banyumas

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 31 Januari 2023 | 13:26 WIB
Geger Pesan Berantai Kasus Penculikan Anak Diambil Organ Dalamnya di Banyumas, Bikin Resahkan Orangtua
Ilustrasi penculikan anak - Pesan berantai mengenai kasus penculikan dengan mengincar anak kecil tengah marak di Kabupaten Banyumas. (SHutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Dalam satu minggu ini, pesan berantai mengenai kasus penculikan dengan mengincar anak kecil tengah marak di Kabupaten Banyumas. Pesan tersebut tersebar di berbagai wilayah kecamatan dari hari ke hari secara masif.

Tak sedikit masyarakat yang merasa resah dengan informasi simpang siur tersebut. Pasalnya, melalui pesan suara dijelaskan secara detail kondisi anak yang diculik.

Terbaru, pesan tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas melalui aplikasi WhatsApp. Dalam narasi yang beredar menyebut ada tujuh korban penculikan.

"Ya mas, ini di Sumpiuh sama Kecamatan Tambak sudah kena ini tadi habis magrib serentak kenanya. Ini yang di Sumpiuh ada empat orang, yang ketangkep satu, itu saja wanita mungkin karena tidak bisa lari," kata seseorang melalui pesan suara berbahasa jawa ngapak dikutip pada Selasa (31/1/2023).

Baca Juga:Orangtua Resah, Lagi Merebak Kabar Penculikan Anak di Malang

"Lalu yang di Kecamatan Tambak ini kena orang tujuh sore tadi abis magrib. Itu yang hati-hati itu mas tadi di interogasi di Koramil itu hasilnya sebenarnya proyek bukan hanya di sini saja, itu ribuan orang nyebar dimana-mana (pelakunya)," tambahnya.

"Itu tolong hati-hati, sama diingatkan saudara yang ada disitu semua. Itu anak kecil jangan boleh klayaban sendiri. Beneran ini tidak bohongan. Ini di Tambak, Desa Gedang Wetan itu malah anak kecil umur 4 tahun sudah di dedel mata sama organ dalamnya hilang semua." 

Berkaitan dengan informasi tersebut, salah satu orangtua anak yang bersekolah di TK Kecamatan Purwokerto Selatan, Ali Ibrahim (32) mengaku merasa informasi tersebut begitu meresahkan. Meski begitu ia selalu mencari tahu kebenaran simpang siur yang beredar di grup keluarga.

"Saya ya resah tapi masih bisa menyaring informasi yang belum tentu kebenarannya. Kebetulan anak saya sekolah di TK wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan," ujarnya.

Usai maraknya informasi tersebut, ia mengaku lebih waspada. Meskipun belum tentu kebenarannya, namun dengan adanya kabar tersebut ia, memberi pesan kepada anaknya.

Baca Juga:Heboh Kasus Penculikan Anak, Polresta Padang Terjukan Tim Pencegahan dan Penindakan

"Saya sekarang antar jemput terus anak ke sekolah. Kalau belum datang, saya berpesan agar jangan keluar wilayah sekolahan. Ini sebagai antisipasi saja," tuturnya.

Sementara itu, menanggapi soal kabar penculikan anak yang tersebar secara berantai, Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu meminta masyarakat agar tetap tenang, dan tidak panik.

Ia memastikan, bahwa kabar yang beredar mengenai penculikan anak dan dibagikan secara berantai lewat pesan suara di WhatsApp itu hoaks. 

"Untuk sementara terkait dengan penculikan anak, kalau di Polresta Banyumas belum ada laporannya," katanya ketika ditemui, Selasa (31/1/2023).

Meski begitu, masyarakat harus tetap waspada sebagai upaya untuk antisipasi. Ia meminta agar jika tingkah laku mencurigakan yang menjurus ke penculikan dapat dilaporkan ke kantor polsek terdekat.

"Tetap kita antisipasi apabila ada yang benar mengalami, kami berharap segera dilaporkan agar kami cepat bertindak dan bisa segera melakukan langkah-langkah," ungkapnya.

Pihaknya memberi peringatan dan tindakan tegas terhadap masyarakat yang menyebarkan informasi hoaks tersebut karena bisa dijerat pidana.

"Untuk yang menyebar hoax apabila ini terbukti ini bisa kita tindak dengan UU ITE," tutupnya.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini