SuaraJawaTengah.id - Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menilai perlintasan pada sebidang Jalan Madukoro, Kota Semarang belum perlu membutuhkan pembangunan jalan layang.
Sebelumnya, Kereta Api Brantas tujuan Jakarta-Blitar terlibat kecelakaan dengan sebuah truk tralier di perlintasan sebidang Jalan Madukoro, Semarang Barat, Selasa malam (18/7/2023 )
Sempat terjadi ledakan saat lokomotif kereta menabrak kepala truk. Bagian kepala dan ekor gandengan truk terjepit di mulut jembatan rel jembatan Kanal Banjir Barat Semarang.
"Jalan Madukoro ini jalan kota. Apakah anggaran Pemkot Semarang mampu membiayai pembangunan jalan layang di perlintasan sebidang ini," kata Djoko dilansir dari ANTARA, Sabtu (22/7/2023)
Baca Juga:Ini Penjelasan Lengkap KAI Soal Kereta Api Tak Bisa Berhenti Mendadak
Djoko justru menyarankan Pemkot Semarang agar memasang rambu larangan melintas untuk truk di jalan tersebut.
Selain itu, dia juga meminta ketinggian rel di perlintasan sebidang di Jalan Madukoro ini agar dipangkas.
"Jalan Madukoro ibi bukan jalur untuk truk. Selain itu, elevasi rel tidak boleh tinggi," katanya.
Jalan Madukoro, Kota Semarang, kata dia, menjadi jalur favorit bagi masyarakat yang akan menuju Bandara Semarang, sehingga memicu kepadatan lalu lintas.
Sementara, menurut dia, intensitas kereta yang melintas serta kecepatan juga meningkat dengan dukungan jalur ganda kereta.
Baca Juga:Rawan Kecelakaan, Baskami Ginting Minta PT KAI Evaluasi Perlintasan
Djoko memperoleh informasi bahwa setidaknya tiga kali peristiwa truk trailer tersangkut saat melintas di perlintasan sebidang jalan tersebut.