SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini, hubungan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tengah menjadi bahan perbincangan publik. Hal itu semakin memanas usai putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka resmi duet dengan Prabowo Subianto.
Bahkan, baru-baru ini, viral momen salam Presiden Joko Widodo tak disambut baik oleh Megawati Soekarnoputri. Bahkan, ketika Jokowi memberikan salam, Megawati hanya terdiam dan disebut memalingkan muka.
Momen tersebut dibagikan oleh akun TikTok @menangbersamajokowi, Senin (23/100/2023) ia menarasikan Megawati sombong lantaran tak membalas salam Jokowi.
“Sombongnya Megawati Tidak Mau Membalas Salam dari Presiden Jokowi,” tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Baca Juga:Apakah Gibran Masih Kader PDIP Setelah Jadi Bacawapres Prabowo? Nasibnya Ditentukan Ibu Ketua
Dalam video itu terlihat Joko Widodo baru saja memasuki ruangan. Sementara, Megawati yang mengenakan pakaian serba biru telah menunggu di kursinya. Meski berdiri, ketika Jokowi memberikan salam hormat kepadanya, Megawati tak bergeming.
Hal itu kemudian menjadi sorotan warganet dan membuat mereka berspekulasi terkait dengan hubungan Jokowi dan Megawati usai pencalonan Gibran sebagai Cawapres Prabowo.
“Paling sakit hati soalnya Mas Gibran duet ama Pak Prabowo. Dulu Mas Gibran di PDIP,” tulis @iyan550.
“Terlalu pongah sabar Pak Jokowi kekuatan Prabowo-Gibran akan menjawab di 2024,” tutur @tradizi.
“Sabar Pak Jokowi, rakyat bersamamu, kita siap dukung Prabowo sama Gibran,” ungkap @komar.
Baca Juga:Gibran Nekat Jadi Cawapres Tetangga Sebelah, Jokowi Spill Hubungannya dengan Megawati
“Presiden tersabar, saya yakin selama ini banyak tekanan yg dialami Pak Jokowi tp demi bangsa Pak Jokowi selalu sabar,” ujar warganet yang lain.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa hubungannya dengan PDIP dan Megawati baik-baik saja meskipun Gibran bakal meninggalkan PDIP demi mencalonkan diri sebagai Cawapres Prabowo.
Terlepas dari hal itu, Jokowi tak mengambil pusing terkait dengan tudingan dinasti politik yang dilabelkan untuk keluarganya. Menurutnya, keputusan terkait kepemimpinan itu berada di tangan rakyat.
Kontributor : Dinnatul Lailiyah