SuaraJawaTengah.id - Sebentar lagi Hari Raya Natal akan tiba, dan salah satu tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran agama kristen adalah Albertus Soegijapranata.
Dia merupakan tokoh agama kristen karena menjadi orang pribumi atau Indonesia pertama yang menjadi uskup agung.
Kristen menjadi salah satu agama yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Fakta ini tidak terlepas dari peran Albertus Soegijapranata atau dikenal dengan nama Soegija.
Bertepatan dengan momen Natal 2023, mari kita mengenal lebih jauh sosok Albertus Soegija terutama perannya terhadap penyebaran agama kristen dan kemerdekaan.
Baca Juga:Jelang Perayaan Natal, Mbak Ita Ajak Warga Kota Semarang Menjaga Kondusifitas dan Toleransi Beragama
Profil Albertus Soegijapranata
Albertus Soegijapranata, lahir dengan nama Soegija, adalah seorang uskup agung Katolik Roma Indonesia yang menjabat sebagai Vikaris Apostolik Semarang dari tahun 1939 hingga 1945, dan kemudian sebagai Uskup Agung Semarang dari tahun 1945 hingga 1963.
Ia merupakan uskup pribumi Indonesia pertama dan dikenal karena pendiriannya yang pro-nasionalis, yang sering disebut "100% Katolik, 100% Indonesia".
Soegijapranata lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 25 November 1896. Ia berasal dari keluarga abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Ayahnya bernama R. Soekosoeparto, seorang abdi dalem keraton yang memiliki jabatan tinggi, dan ibunya bernama R.A. Poerwosoemirat.
Soegijapranata menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar St. Joseph di Surakarta, dan kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Xaveriuscollege di Batavia (kini Jakarta).
Baca Juga:Polda Jateng Minta Masyarakat Waspadai Ancaman Penyebaran COVID-19 ERIS Jelang Natal dan Tahun Baru
Setelah lulus dari Xaveriuscollege, ia melanjutkan pendidikannya di Kolese Seminari Tinggi St. Petrus Canisius di Yogyakarta.
Tanggal 15 Agustus 1921, Soegijapranata ditahbiskan menjadi imam Katolik Roma. Ia kemudian ditugaskan sebagai vikaris paroki untuk Pr. van Driessche di Paroki Kidul Loji, Yogyakarta. Namun, ia diberi paroki sendiri setelah Gereja St. Antonius dibangun di Yogyakarta.
Setelah itu Soegijapranata diangkat menjadi Vikaris Apostolik Semarang pada tanggal 28 Juni 1939 yang menjadikannya sebagai uskup pribumi Indonesia pertama. Soegijapranata menjabat sebagai Vikaris Apostolik Semarang selama masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, Soegijapranata memainkan peran penting dalam melindungi umat Katolik Indonesia.
Ia menentang kebijakan Jepang yang memaksa umat Katolik untuk menyembah Shinto. Soegijapranata juga membantu umat Katolik yang menderita akibat perang.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soegijapranata mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Gereja Katolik Indonesia mendukung kemerdekaan Indonesia. Pernyataan ini merupakan dukungan resmi pertama dari sebuah organisasi keagamaan untuk kemerdekaan Indonesia.
Lalu di tanggal 3 Februari 1946, Soegijapranata diangkat menjadi Uskup Agung Semarang. Ia menjabat sebagai Uskup Agung Semarang selama 18 tahun.
Selama masa kepemimpinannya sebagai Uskup Agung Semarang, Soegijapranata memajukan pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Ia juga berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak kaum minoritas di Indonesia.
Soegijapranata meninggal dunia pada tanggal 22 Juli 1963 di Steyl, Belanda. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Giri Tunggal, Kota Semarang.
Pada tahun 2013, Soegijapranata dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Ia merupakan satu-satunya tokoh Katolik yang pernah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Kontributor : Dinar Oktarini