SuaraJawaTengah.id - Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kota Semarang, Gunarto mengaku didatangi orang yang mengklaim utusan istana. Orang tersebut meminta Gunarto untuk tidak mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.
Dalam pengakuannya pada Suara.com, utusan istana mendatangi kantor Gunarto pada hari Rabu (7/2/2024). Dia sempat berbincang-bincang dengan orang utusan istana tersebut selama satu jaman.
Dijelaskan Gunarto, orang utusan istana itu merupakan mantan rektor perguruan tinggi di Kota Solo. Dia meminta secara khusus agar kampus Unissula jangan mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.
"Iya benar, saya didatangi tim khusus pak lurah. Tapi saya tolak permintaan tersebut karena Unissula kampus perjuangan sejak kelahirannya 20 Mei 1962," ujar Gunarto saat dikonfirmasi Suara.com melalui saluran telpon, Kamis (8/2/24).
Baca Juga:Disinggung Mahfud MD, Rektor Unika Soegijapranta Benarkan Diminta Video Apresiasi Kinerja Jokowi
Selain menolak untuk tidak mengkritik pemerintahan Jokowi. Gunarto berencana menyerukan petisi gerakan moral seperti perguruan tinggi lainnya pada hari Senin (12/2/2024).
"Kami akan menyampaikan petisi untuk mengokohkan demokrasi Indonesia dan melawan bau busuk nepotisme di Pilpres 2024," tegasnya.
Gunarto juga ternyata sempat dihubungi anggota Polrestabes Semarang untuk diminta bikin video berisikan apresiasi kinerja Jokowi hingga soal pemilu.
Lebih lanjut, dia menerangkan kalau pihak Polrestabes Semarang menyampaikan empat tema sebagai bahan pembuatan video. Pertama, tidak mendiskriditkan pemerintah dan menjaga kondisivitas kampus Unissula. Kedua, tidak melibatkan mahasiswa Unissula dengan aktivitas politik praktis.
Ketiga, supaya menyerahkan pelaksanaan pilpres pada penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu dan DKPP. Terakhir, untuk melaksanakan pilpres secara damai tanpa hoak dan anti polarisasi.
Baca Juga:Soal Mahfud MD Mundur, Presiden Jokowi Pastikan Kebinet Indonesia Maju Tetap Solid
"Dan keempat poin tersebut kami tolak dengan halus. Karena Unissula melakukan penguatan demokrasi dengan melawan bau busuk nepotisme pilpres 2024," tandasnya.
Kontributor : Ikhsan