Banjir Semarang Menyisakan Satu Wilayah, Kecamatan Genuk Masih Tergenang

Banjir yang melanda Kota Semarang, memasuki hari keenam. Hampir sepekan bertahan, genangan air masih terpantau di Kecamatan Genuk.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 19 Maret 2024 | 20:07 WIB
Banjir Semarang Menyisakan Satu Wilayah, Kecamatan Genuk Masih Tergenang
Ilustrasi Potret kondisi banjir yang menggenangi pemukiman Tambakrejo, Gayamsari. Jumat (15/3/24) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Banjir yang melanda Kota Semarang, memasuki hari keenam. Hampir sepekan bertahan, genangan air masih terpantau di Kecamatan Genuk.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyebut, banjir mulai surut. Hanya tersisa di Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Genuksari, dan Jalan Kaligawe Raya.

"Update terkini dampak banjir di beberapa titik sudah mulai yang surut dari genangan, kecuali untuk wilayah Kecamatan Genuk masih ada di Kelurahan Genuksari dan Trimulyo," katanya, Selasa (19/3/2024).

Dia melaporkan, kategori banjir dua kelurahan di Kecamatan Genuk tersebut masih dalam. Kedalaman air berkisar 40 sentimeter hingga 60 sentimeter.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Kota Semarang dan Sekitarnya Senin 18 Maret 2024, Disertai Bacaan Niat Puasa Ramadan

"Trimulyo antara 40 sampai 60 sentimeter, ini masih terjadi sampai saat ini. Lalu di Genuksari di Jalan Dong Biru kedalamannya sekitar 30 sentimeter," katanya.

Banjir juga masih terjadi di Jalan Raya Kaligawe atau tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung. Meski begitu, arus lalu lintas di Jalur Pantai Utara (Pantura) tersebut mulai perlahan dapat dilewati.

"Jalan Kali Gawe masih di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, arus lalu lintas dari barat masih relatif terganggu, sedangkan sebaliknya atau dari arah Demak sudah relatif lancar karena genangan tidak begitu dalam," katanya.

Endro mengatakan, upaya tanggap darurat bencana terus dilakukan. Salah satunya yaitu, memaksimalkan kerja semua pompa. Baik milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

Termasuk pompa milik BPBD Kota Semarang yang disiagakan di sejumlah titik genangan. Pompa-pompa tersebut kini difokuskan di tiga titik yang masih tergenang. "Kami juga optimalkan pompa. Upaya kami maksimalkan pergeseran pompa-pompa portabel untuk mempercepat debit air masih terjadi di Trimulyo dan Dong Biru," katanya.

Baca Juga:Tinjau Banjir di Grobogan, Pj Gubernur Jateng Serahkan Bantuan Senilai Rp293 Juta Lebih

Menurutnya, tak hanya pompa-pompa berkapasitas besar yang dikerahkan. Pompa-pompa kecil jenis alkon pun dimaksimalkan untuk penyedotan air. "Termasuk pompa alkon kapasitas 2 inch dimaksimalkan penyedotan," ujarnya.

Kondisi banjir yang mulai surut tersebut, posko-posko pengungsian sudah tutup. Para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. "Tidak ada laporan pengungsi per hari ini, sudah pulang semua," ujarnya.

Pasca-banjir, pihaknya mengerahkan personel untuk membersihkan permukiman yang terdampak banjir. Termasuk menyediakan bantuan air bersih untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK).

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, monitor dan pelayanan kesehatan pasca-banjir akan dilakukan secara maksimal.

"Pasca-banjir ini nanti ada penyakit-penyakit yang timbul, nanti ada penyakit kulit, leptosirosis, diare, Dinas Kesehatan Kota Semarang nanti akan memonitor," katanya.

Pihaknya juga telah menginstruksikan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang untuk melakukan pembersihan lumpur yang terbawa banjir di pemukiman warga.

Termasuk penyediaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal, DPU Kota Semarang, dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang serta instansi lainnya.

"Air bersih dari PDAM, DPU, Perkim, Kementerian Sosial, dan Brimob serta bantuan dari masyarakat seperti selimut, popok, pembalut, dan obat-obatan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini