Fenomena war takjil yang sedang trend ini didukung warga muslim. Widi mengaku nggak keberatan harus mengantri dengan orang-orang non-muslin (nonis) yang ikut berburu takjil.
Baginya pemandangan seperti itu merupakan bentuk toleransi yang indah karena melibatkan agama lain.
"Sebelum ke sini (taman indraprasta) saya tadi sempat keliling-keliling dulu," ucap perempuan berusia 27 tahun tersebut.
Sama seperti yang dilakukan Kristi, setiap harinya Widi berpindah-pindah tempat untuk mencari takjil yang diinginkan.
Baca Juga:Ini Jadwal Azan Magrib Kota Semarang dan Sekitarnya pada 27 Maret 2024
"Di luar ramadan memang banyak yang jualan di dekat-dekat area taman. Tapi pas ramadan ini yang jualan makin banyak. Saya beli piscok, karamel, sama pukis," bebernya.
Namun, Widi nggak mematok waktu kapan dirinya harus berburu takjil. Jika sudah tidak ada pekerjaan, barulah dia keluar dan berkeliling di sekitar tempat pekerjaanya.
"Saya mah santai nggak mau cepat-cepatan berburu takjil sama nonis. Toh selera takjil saya dan mereka nggak mungkin sama," tukasnya.
Kontributor : Ikhsan
Baca Juga:Kreatif! Warga Banjarnegara ini Buat Kaligrafi dari Lem Tembak