Dengan profesi barunya ini, Silvia mengaku lebih nyaman dibanding bekerja di tempat sebelumnya. Bahkan, soal pemasaran tas yang ia buat juga tidak mengalami kendala.
"Pemasaran, aku online lewat marketplace, dan toko oleh-oleh di Semarang. Selain itu aku juga menerima costum eksklusif," ujarnya.
Dalam sehari, wanita berusia 28 tahun itu mengaki bisa membuat minimal satu tas. Selain itu tas yang ia buat dijual dari Rp100 sampai Rp450 tergantung kerumitannya.
"Dari Rumah BUMN ini aku pernah ikut BRI Preneur, kemarin sempat ada juga yang membeli dan dibawa ke luar negeri," ucapnya.
Baca Juga:BRI Layani Penukaran Uang Baru di Kota Semarang , Ini Lokasinya
Selvia mengaku beruntung bisa bergabung dengan Rumah BUMN. Ia benar-benar memanfaatkan fasilitas yang diberikan.
"2020 lalu gabung ke rumah BUMN, aku disuport pelatihan, pameran, dan diajarkan untuk bisa eksport," ucapnya.
Ia pun berharap usahanya bisa lebiih berkembang lagi. Selain itu ia bermimpi tas buatannya itu bisa ekspor ke mancanagara.
Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengungkapkan kini sudah ada 7.000 UMKM yang bergabung.
Rumah BUMN Semarang sampai saat ini telah memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menggelar berbagai pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha.
Baca Juga:Perjuangan Jeni Hartati, UMKM Binaan BRI yang Lakukan Inovasi Resep Keluarga Saat Ekonomi Terpuruk
Rumah BUMN Sendiri didirikan pada 2017 oleh BRI. Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN secara gratis. Persyaratan memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).