Kilas Balik Sejarah Lumpia
Vincen merupakan generasi kelima yang mengelola usaha Lumpia Gang Lombok. Lumpia sendiri berasal dari dua kata 'lum' yang berarti gulung dan 'pia' yang berarti roti.
Bisa dibilang Lumpia Gang Lombok ini merupakan pelopor menjamurnya penjual-penjual lumpia hingga jadi ikon kuliner di Kota Semarang.
Berdasarkan cerita dari turun-temurun, lumpia sudah ada sejak abad ke-19. Peraciknya adalah dua sejoli beda negara asal China dan Indonesia yakni Tjoa Thay Yoe dan Warsih.
Baca Juga:Demi Sang Buah Hati, Pemudik dari Tangerang Ajak Kucing Kesayangan Mudik ke Semarang
Semula Tjoa Thay Yoe yang lahir di Fujian memilih peruntungan ke tanah air dengan jualan makanan khas Tionghoa berisi daging babi dan rebung.
Disisi lain Warsih seorang penduduk pribumi ternyata memiliki usaha jualan makanan yang hampir sama. Yang membedakan citra rasa buatan Warsis dominan manis dan berisikan kentang udang.
Lambat laun, bukannya bersaing atau musuhan. Kedua orang tersebut malah jatuh cinta lalu menikah. Setelah itu mereka berdua meracik makanan bersama dengan sentuhan budaya Tionghoa dan Jawa.
Sejak saat itu terciptalah sebuah kudapan bernama "Lumpia". Sebelum menetap di Jalan Terman (sekarang berganti jadi Gang Lombok) pasangan suami-istri tersebut menjajakan lumpia berkeliling dengan cara dipikul.
"Tapi dulu awal nama makanannya nggak langsung lumpia," tandas lelaki berusia 27 tahun tersebut.
Baca Juga:Sambut Pemudik, Ini Cara Manfaatkan Pelayanan 24 Jam di Kota Semarang
Kontributor : Ikhsan