SuaraJawaTengah.id - Memiliki usaha sendiri adalah impian setiap orang. Apalagi jika usaha itu bisa untuk mencukupi hidup di usia yang tak lagi muda.
Kisah Tri Wahyuni, 55, pelaku UMKM Tahu Bakso Cik Tri patut ditiru. Ia terus melakukan inovasi meski persaingan penjualan sangat ketat.
"Inovasi saya, selain rasa original, ini ada rasa pedas. Yang pedas itu pakainya tahu pong, kalau yang original pakai tahu biasa," ucapnya saat ditemui Suara.com pada Rabu (24/4/2024).
Wanita yang akrab dipanggil Tri itu merintis usahanya di rumahnya sendiri yang berada di Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.
Ia pun menceritakan perjuangannya sebelum memiliki usaha. Tri rupanya dulu seorang karyawati di sebuah perusahaan telekomunikasi.
"Dulu saya kerja di Peger alat komunikasi, tapi bangkrut dan ini sudah pensiun," ucapnya.
Ia menyebut saat itu mulai berbisnis kue kering. Namun, kini beralih berjualan tahu bakso.
"Awal mula terjun di UMKM malah buat kue kering. Tahun 2020 kemudian beralih ke tahu bakso ini," ucapnya.
Ia menyebut membuat usaha tahu bakso itu berawal dari kebiasaan keluarga. Yaitu suka dengan makanan berbahan dasar kedelai dan daging tersebut.
Baca Juga:Pernah Dibongkar Pengacara Alvin Lim, Ini Tiga Lokasi Markas Perjudian di Kota Semarang
"Kebetulan keluargaku ini suka tahu bakso, daripada beli saya bisa bikin. Maka terwujud lah tahu bakso ini," ucapnya.
Tri Wahyuni pun mengungkapkan, tak banyak yang ia lakukan dalam hal promosi. Hal itu karena ia mengakui tak mampun mengikuti perkembangan zaman.
"Pemasaran online, ikut bazar, tapi karena saya gaptek, ya promosinya melalui status WA," ucapnya.
Namun demikian, momen lebaran kemarin ia kebanjiran order, hingga menolak sejumlah pesanan.
"Kemarin lebaran itu sampai menolak karena orderan banyak. Ya karena tidak punya alat frozen, jadi buatnya sedikit dan selalu fresh. Paling sehari itu 50 dus atau 500 tahu bakso," ucapnya.
Ia menyebut, bergabung dengan Rumah BUMN BRI adalah tak membuatnya rugi. Selain mendapatkan pelatihan, ia juga bisa memiliki komunitas sesama UMKM.
"Keuntunganya masuk ke Rumah BUMN ini ya saya tidak perlu nawar-nawari orang, untuk promosi," ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengungkapkan kini sudah ada 7.000 UMKM yang bergabung.
Rumah BUMN Semarang sampai saat ini telah memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menggelar berbagai pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha.
Rumah BUMN Sendiri didirikan pada 2017 oleh BRI. Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN secara gratis. Persyaratan memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Kita tujuan akhirnya adalah go global, bisa ekspor," ujar Koordinator Rumah BUMN BRI Semarang tersebut.