Terinspirasi Relief Candi

Terinspirasi dari relief chattra di Candi Borobudur, karang taruna Dusun Ngaran II mengambil ide menghias payung tradisional sebagai daya tarik wisata.
“Payung tradisional itu ada di relief Candi Borobudur. Jadi ide kami tidak jauh-jauh dari candi. Kami buat payung tradisional yang bahannya dari bambu dan gagangnya dari kayu,” kata Muslich, pegiat wisata Dusun Ngaran II.
Berdasarkan relief Candi Borobudur, payung yang digunakan para leluhur Nusantara diduga dibuat dari jalinan daun lontar. Blarak lontar dibelah untuk kemudian disusun menjadi lembaran payung.
Para pemuda Dusun Ngaran II pernah mencoba membuat payung tradisional berbahan pelepah pisang. Pelepah pisang dikeringkan untuk diambil kulitnya.
Lembaran kulit pelepah pisang kemudian dilapisi clear finisher agar awet terkena panas dan hujan. “Kami ingin kembali ke masa lalu. Kami bereksperimen dan jadi. Pelepah pisang bisa dibuat payung.”
Upaya warga Dusun Ngaran II melestarikan ingatan sejarah payung di kawasan Candi Borobudur, juga dilakukan dengan menggerakan wisata edukasi menghias payung tradisional.
Semula payung hias disediakan hanya untuk suvenir tamu homestay. Tamu yang menginap mendapat kesempatan melukis payung untuk dibawa pulang.
“Pancingan saya cuma satu payung. Biar kalau bawa anak dua atau tiga kan yang lainnya pasti beli. Satu payung hias waktu itu masih Rp50 ribu,” kata Muslich
Baca Juga:Jika Dico dan Raffi Benar-benar Maju di Pilgub Jateng, Bakal Jadi Kekuatan Politik yang Besar?
Setiap homestay di Dusun Ngaran II diminta memajang payung tradisional di muka rumah. Sekarang, payung hias tradisional menjadi ciri kampung homestay di dusun ini.
Payung Waisak
Tahun 2021 Muslich mendapat tawaran membuat dekorasi payung raksasa untuk keperluan perayaan Waisak di Candi Borobudur, Pawon, dan Ngawen.
Salah seorang tokoh Buddha, Ricky Surya Prakarsa, memesan payung-payung besar berdiameter 3 meter untuk dipajang di sejumlah lokasi perayaan Waisak.
“Kami menawarkan contoh-contoh payung Nusantara, payung istana, dan payung chattra. Mereka cocok dan kami diminta untuk mendekorasi. Waktu itu yang pertama di Candi Pawon dan Candi Ngawen.”
Pesanan Ricky berlanjut setiap tahun, hingga perayaan Waisak 2568 BE tahun 2024. Tahun ini dia memesan tiga payung raksasa bertema ke-Bhinekaan: Gunungan wayang, Kalpataru, dan burung merak.