Jamaah Haji Alami Dimensia, Sampai Lupa Arah Jalan Pulang, Ini yang Perlu Diantisipasi

Gejala Dimensia dialami jamaah calon haji saat berada di Tanah Suci. Beberapa ditemukan, mereka lupa arah jalan pulang atau kembali ke hotel

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 21 Mei 2024 | 07:57 WIB
Jamaah Haji Alami Dimensia, Sampai Lupa Arah Jalan Pulang, Ini yang Perlu Diantisipasi
Ratusan jemaah calon haji tergabung kloter satu asal Kabupaten Temanggung saat tiba di Gedung Jedah Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jateng, Sabtu (11/5/2024). [ANTARA/Bambang Dwi Marwoto]

SuaraJawaTengah.id - Gejala Dimensia dialami jamaah calon haji saat berada di Tanah Suci. Beberapa ditemukan, mereka lupa arah jalan pulang atau kembali ke hotel. 

Diketahui, Demensia adalah kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia (usia 65 tahun ke atas).

Kondisi ini sangat dimungkinkan mengingat jamaah lansia pada musim haji tahun ini cukup banyak. Jumlahnya mencapai sekitar 45ribu.

Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Tim Media Center Haji (MCH) yang sering menjumpai dan mengantarkan jemaah haji lansia dan disinyalir menderita gejala dimensia.

Baca Juga:Cuaca Panas Terjadi di Arab Saudi, Calon Jamaah Haji Diminta Siapkan Kebugaran Fisik

Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra mengatakan, ada jemaah lansia yang mengalami kelupaan saat sedang menunaikan ibadah haji, baik lupa nama, keluarga, atau merasa dirinya masih berada di kampung halaman.

"Gangguang ini secara umum dipicu oleh dua hal, baik karena faktor sosial atau psikososial maupun faktor pribadi atau psikologis. Selain itu juga dipicu oleh faktor biologis," urai dokter yang sehari-hari bertugas di Daerah Kerja (Daerah Kerja) Madinah dikutip dari kemenag..go.id Selasa (21/5/2024).

Gangguan jiwa jenis ini juga biasanya dipicu faktor genetik. "Mereka sudah memiliki potensi gangguan kejiwaan, kemudian kambuh lagi setibanya di Arab Saudi," ungkapnya.

Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya. Gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami. Kemudian, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya.

“Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Misalnya dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi, atau melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia,” ujarnya.

Baca Juga:Wow! Calon Jamaah Haji dari Kabupaten Semarang Didominasi para Petani

Setelah pasien pulih, tetap perlu pendampingan. Sebab, demensia sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji. Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini