SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mengendalikan laju inflasi di wilayahnya hingga perhitungan Mei 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, angka inflasi year on year Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 tercatat 2,66 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,446.
"Alhamdulillah untuk Mei 2024, kita (Provinsi Jateng) untuk mount to mont deflasi 0,22 persen. Sedangkan angka inflasi year on year kita juga mengalami penurunan menjadi 2,66 persen," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno di sela rilis data inflasi Provinsi Jateng di Kantor BPS Jateng, Senin, 3 Juni 2024.
Sumarno mengatakan, penyumbang inflasi di Provinsi Jateng lebih banyak berasal dari kelompok makanan, terutama pada komoditas beras.
Baca Juga:Polemik Kegiatan Study Tour, Legislatif Minta Pemerintah Buat Regulasi Khusus Demi Keselamatan
"Jateng sebagai penghasil beras, tetapi sering diombang-ambing oleh inflasi dari beras. Sehingga kondisi ini juga menjadi PR bersama, supaya saat musim panen maupun belum panen tidak terjadi gejolak harga," katanya.
Sumarno mengapresiasi semua stakeholder pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, atas berbagai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan. Sebab, angka inflasi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dalam rentang target yang ditentukan.
"Untuk menjaga inflasi di Jateng tetap terkendali, kita harus melakukan pemantauan rutin, supaya tahu mana-mana yang butuh tindaklanjut dan langkah-langkah upayanya," katanya.
Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan menjelaskan,komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi lain beras, daging ayam ras, tomat, angkutan antarkota, cabai rawit, tarif kereta api, bayam, pisang, dan telepon selular.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi, yaitu cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, emas, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Baca Juga:Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pada Ajang The Best Regional Champion 2024