Secara sosial, melimpahnya daging kurban itu menunjukkan bahwa penghasilan masyarakat Dusun Krajan, dan Desa Batur secara umum, cukup bagus, sehingga mereka tidak kesulitan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berkurban.
Data yang dikumpulkan dari pemerintah desa dan masyarakat menyebutkan bahwa hampir separuh dari pekurban adalah petani penggarap, sebagian yang lain adalah petani pemilik lahan, dan pedagang.
Untuk petani penggarap, rata-rata penghasilan mereka Rp80.000 setiap hari atau sekitar Rp2,4 juta per bulan. Meskipun jumlah penghasilan itu tidak tergolong sangat tinggi untuk ukuran masyarakat di perkotaan, namun masyarakat dengan suka rela menyisihkan sebagian penghasilannya, yakni Rp10.000 hingga Rp15.000 untuk iuran berkurban.
Karena dilakukan secara sukarela dan menjadi momen kegembiraan bersama saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, maka fenomena di Dusun Krajan ini menunjukkan tingginya jiwa sosial dan budaya gotong royong yang masih lestari. [ANTARA]
Baca Juga:Tak Hanya Sate Bakar, Ini Lima Resep Mengolah Daging Kurban