SuaraJawaTengah.id - Program Vasektomi disebut-sebut bisa menimbulkan kanker prostat. Namun rupanya mitos tersebut dibantah oleh ahli.
Dokter spesialis urologi, Nur Rasyid menyebut anggapan tersebut tidak mendasar. Bahkan program Keluarga Berencana (KB) itu adalah minim risiko.
"Gosip yang sudah usang," kata Dokter Nur Rasyid, dikutip dari BBC Indonesia pada Sabtu (29/6/2024).
Pada era 1980-an hingga 1990-an, pernah muncul beberapa penelitian yang menunjukkan sedikit hubungan antara vasektomi dan risiko kanker prostat.
Baca Juga:Duh! Penghayat Kepercayaan Masih Kesulitan Urus Data Kependudukan
Akan tetapi, meta-analisis yang diterbitkan JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan risiko kanker prostat pada laki-laki yang melakukan vasektomi.
Meta-analisis itu mengamati hampir tiga juta orang yang divasektomi. Ini diklaim sebagai studi terbesar yang pernah dilakukan mengenai keterkaitan antara vasektomi dan kanker prostat.
Lalu apakah spermatozoa yang tidak dikeluarkan lewat proses ejakulasi akan berdampak pada tubuh?
Dokter Nur menjelaskan bahwa spermatozoa yang ditutup jalurnya itu akan rusak dengan sendirinya dan diserap oleh tubuh.
“Apakah ada risiko? Jawabannya terhadap kesuburan, iya, karena bisa timbul reaksi antigen antibodi,” tuturnya.
Baca Juga:Tingkatkan Upaya Pencegahan Narkoba, Pj Gubernur Jateng Gagas Lomba Desa Bersinar
“Spermatozoa yang mati itu karena tidak dikeluarkan oleh tubuh kita, dianggap sebagai benda asing sehingga tubuh membentuk antibodi terhadap itu. Itu berpengaruh terhadap derajat kesuburan setelah orang divasektomi, kalau menginginkan anak lagi,” papar Dokter Nur.