Suko menyebut, dulu seringkali petugasnya menemukan pengguna asuransi bukan pemilik atau penerima yang asli. Dengan adanya sidik jari, kini data pasien pengguna BPJS Kesehatan juga semakin aman.
"Sekarang tidak bisa lagi, harus sesuai dengan sidik jarinya," ujarnya.
Humas RS Panti Wilasa Citarum itu menyebut, setidaknya sehari ada 1200 pasien BPJS yang harus dilayanani. Namun tidak semua menggunakan layanan APM.
"Pasien yang sudah terdaftar langsung dilayani, kalau yang masuk IGD belum bisa karena belum terdaftar, tetapi kita layani untuk pendaftaran sebagai pasien BPJS," ucapnya.
Baca Juga:Patuhi Program JKN, BPJS Kesehatan Cabang Semarang Beri Penghargaan Sepuluh Badan Usaha
Wakil Direktur Pelayanan Medis dr. Tiurlan Sibarani menambahkan, adanya sistem fingerprint menurunkan Waktu tunggu para pasein BPJS. Apalagi kini sudah menerapkan layanan APM.
“Pada akhirnya menurunkan waktu tunggu, kayak ini prosesnya cepet sekali, tidak ke loket, langsung ke APM atau anjungan pendaftaran mandiri," kata Dokter Tiur.
"Pasien datang tinggal membawa hp, membuka mobile JKN, ada nomor rujukan tinggal scan dan menggunakan sidik jari maka sudah langsung diberikan pelayanan," tambahnya.
Fingerprint Wujud Amanah
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Fitria Nurlaila Pulukadang mengatakan, pihaknya terus melakukan inovasi untuk pelayanan para peserta.
Tak hanya sidik jari atau fingerprint, nantinya BPJS juga akan menerapkan sistem Teknologi Face Recognition.